21. Tak Sengaja Bertemu

14.6K 1.5K 10
                                    

"Kak, gue pulang sama Lo ya?" tanya Althaia saat berhadapan dengan Athena.

Kening Athena mengernyit. "Gak pulang sama cowok Lo?"

"Dia pergi sama teman-temannya."

"Sorry to say. Tapi gue mau kerja kelompok di rumah teman. Lebih baik Lo minta jemput Papa."

Althaia memasang wajah masam. Sepeninggal Athena, ia merogoh saku seragam guna mengambil ponsel.

"Halo. Kenapa sayang?"

"Papa bisa jemput aku?"

"Loh? Gak pulang sama Athena?"

"Kak Athena kerja kelompok."

"Papa ada pertemuan sama klien. Biar dijemput sopir aja, ya? Kamu gak masalah nunggu, kan?"

"Oke."

Setelah itu, Althaia berjalan menuju gerbang. Keadaan sekolah masih cukup ramai. Sebab masih ada beberapa murid yang tinggal karena mengikuti ekstrakurikuler. Tentunya mereka memiliki jam pulang yang lebih lama dari jam pulang sekolah normal.

Althaia memilih menunggu di dekat pos satpam yang kosong. Sengaja memilih tempat tersebut karena terdapat bangku panjang yang membuatnya bisa duduk sambil menunggu jemputan.

Seraya menunggu, Althaia sibuk memainkan ponselnya. Bertukar pesan dengan Max.

Tubuh Althaia tersentak kala tangannya di tarik seseorang mengakibatkan dirinya langsung berdiri dengan tegak. Saking terkejutnya, ia tak bisa menyeimbangkan diri.

"Dylan," gumam Althaia lirih. Ia masih terlalu shock dengan keberadaan Dylan di depannya. Setelah pertemuan terakhirnya yang tak mengenakkan saat di lift waktu itu, Althaia tak pernah melihat Dylan lagi. Dan ia bersyukur sebab dijauhkan dari salah satu orang yang masuk dalam blacklistnya.

"Udah selesai buat dramanya?"

"Maksud Lo apa? Dan bisa lepasin tangan gue? Ini sakit."

Bukannya melepaskan cengkeraman di tangan Althaia, Dylan justru mengedarkannya. Membuat Althaia meringis kesakitan.

Dylan tertawa hambar. "Selama ini gue diam aja lihat drama murahan yang Lo buat. Orang-orang mengira Lo memang udah gak suka sama gue. Dan menjadikan gue seolah-olah yang paling salah selama ini."

Kerutan di dahi Althaia semakin terlihat. Pertanda ia tak mengetahui apa yang dimaksud oleh Dylan.

"Bisa to the point aja?"

"Karena Lo nama baik gue tercemar, sialan!"

Wajah Dylan memerah. Matanya menatap Althaia penuh kebencian. Urat-urat di lehernya pun menonjol dengan tangan yang terkepal di samping badan.

"Gue gak ngerti maksud Lo apa."

"Brengsek."

Dylan mencengkeram rahang Althaia dengan erat. Tak peduli yang ia hadapi saat ini adalah perempuan.

Sedangkan Althaia, gadis itu meringis merasakan rahangnya yang terasa ingin remuk. Biar bagaimanapun, Dylan adalah laki-laki. Tentu saja tenaganya kuat, berbeda dengan perempuan.

BUGH

Tubuh Dylan terpental menabrak pohon yang berada tepat di samping bangku.

Althaia langsung bergetar ketakutan. Di hadapannya kini terdapat seorang pria berpakaian serba hitam yang tak ia ketahui identitasnya. Pria tersebut juga memakai masker berwarna hitam sehingga menutupi wajahnya.

Hello MaxWhere stories live. Discover now