07. Pulang

34.1K 3.5K 46
                                    

Waktu menunjukkan pukul 14.00. Artinya, jam pulang sekolah akan segera berbunyi. Dan benar, tak lama kemudian, bel nyaring menggema seantero SMA Erlangga.

Banyak murid berbondong-bondong keluar dari kelas setelah guru yang mengajar mengakhiri pembelajaran.

Namun, hal itu tak berlaku bagi seorang Maximilian Archard. Laki-laki itu nampak santai berjalan di koridor kelas 12 menuju parkiran. Ia tak mengikuti mata pelajaran terakhir sebab ia memilih untuk bolos.

“HEI MAX!”

Teriakan itu menghentikan kegiatan Max yang hendak berjalan menuju motornya. Ia membalikkan tubuh dan menaikkan sebelah alisnya sebab melihat Diego dan yang lain menghampirinya.

“Lo lupa? Kita akan war sama geng Rajawali hari ini,” ucap Steve seraya berkacak pinggang.

Max menepuk jidatnya pelan. “Bangsat gue lupa! Pending bisa? Gue mau jemput cewek gue,” kata Max.

Diego mengernyit. “Cewek? Sejak kapan Lo punya cewek? Jangan halu deh lo.”

“Kepo lo!” ketus Max.

“Gak bisa, Max! Ini demi harga diri,” sahut Naufal.

Max mengacak rambutnya frustasi. “Wait, gue mau hubungi cewek gue dulu,” ucapnya dengan senyum mengembang yang terlihat aneh bagi Diego, Steve, Naufal, dan Julius.

Althaia

Sorry gue gak bisa antar Lo pulang karena ada yang lebih penting. Lo bisa pulang sendiri kan?|

|Gue malah bersyukur gak pulang sama Lo!!!

Awas aja Lo.|

Max tersenyum geli melihat room chatnya. Dan hal itu semakin membuat keempat laki-laki yang melihat Max mengernyit jijik.

“Asli Lo kayak orang stres,” ucap Steve dengan lirih.

Max menatap tajam ke arah Steve. Ia menyimpan handphone di dalam saku seragamnya seraya memasang helm.

“Anggota yang lain dimana?”

“Ada yang udah di markas, ada juga yang masih on the way.

Max mengangguk. Ia menginstruksikan keempat laki-laki tersebut untuk berangkat menuju markas.

[Hello Max]

“Lo pulang sama gue aja,” ucap Grace.

Althaia yang sedang memasukkan buku ke dalam tasnya menoleh. “Gak apa-apa? Rumah kita kan beda arah.”

“Gak apa-apa lah.”

“Oke.”

Setelah selesai memasukkan buku ke dalam tas, Althaia segera bangkit dari duduknya.

“Ayo pulang!” ucapnya yang langsung diangguki oleh Grace.

Keduanya berjalan beriringan di sepanjang koridor menuju parkiran tempat kendaraan Grace terparkir.

Di tengah perjalanan, Althaia merasakan tangannya dicekal oleh seseorang dengan begitu kencangnya. Ia memberontak dan melihat seseorang yang mencekalnya secara tiba-tiba. Mulutnya berdecih melihat Dylan yang ada di depannya dengan wajah terlihat marah. Entah karena apa.

Hello MaxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang