18. Waktu Berdua

17.3K 1.8K 17
                                    

HALO...
MAU NGETES PEMBACA MAX MASIH SETIA NUNGGU UPDATE GAK YA???
CUNG SINI YANG MASIH NUNGGU☝🏻☝🏻

KALAU LUPA ALUR, BOLEH BANGET DIBACA ULANG YA😩😩

KARENA LIHAT KOMEN KALIAN YANG GAK MAU CERITA MAX DI UNPUBLISH, AKHIRNYA SETELAH BERSEMEDI SELAMA 1 ABAD LAMANYA, AKU MEMUTUSKAN UNTUK TETAP MELANJUTKAN CERITA MAX. SENANG GAK? SENANG DONG MASAK ENGGAK. MESKIPUN GAK TAU NANTI UPDATENYA KAPAN LAGI. TAPI SETIAP AKU SENGGANG,LAGI GAK ADA TUGAS ATAU KEGIATAN SEKOLAH LAIN, AKU SELALU USAHAKAN BUAT NULIS SEDIKIT².....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

“Sshhh.”

Ringisan demi ringisan terus keluar dari mulut Max saat kain kasa yang menyerap alkohol tersebut mengenai luka di lengannya.

“Gue heran sama Lo. Kenapa hobi banget buat lukain diri sendiri. Lo pikir keren punya luka di sekujur tubuh kayak gitu?” gerutu Althaia dengan sebal. Tak jarang ia sengaja menekan luka di tangan Max dengan cukup kencang hingga membuat Max langsung berteriak sekuat tenaga. Menyalurkan rasa sakit dan perih yang dirasakannya dengan berteriak.

“Lo khawatir?”

Althaia memutar bola matanya jengah.
“Ya Lo pikir, siapa orang yang gak khawatir lihat orang lain terluka. Bahkan orang yang gak kenal sama Lo pun kalau lihat pasti bakal langsung panik dan bawa ke rumah sakit.”

“Tapi gue ada alasan kenapa bisa luka seperti ini.”

“Apapun alasan Lo itu, gue gak akan pernah membenarkannya. Lo pikir dengan melukai diri sendiri seperti ini, Lo akan untung? Gak, Max. Yang ada Lo malah rugi.”

Bukannya mendengar nasihat dari Althaia, Max justru memandang gadis tersebut penuh kekaguman.

“LO DENGAR GUE GAK SIH?!” teriak Althaia tepat di depan wajah Max yang masih terus memandang wajah Althaia dengan serius.

Max mengerjapkan kedua matanya pelan. Bibirnya meringis melihat tatapan mata Althaia yang berubah tajam seperti predator yang ingin menerkam mangsanya.

“Ya ya, gue dengar.”

Tinggal sentuhan terakhir, Althaia menempelkan plester luka di kening Max. Ia sedikit merapikan rambut laki-laki itu yang berantakan. Dan tindakan Althaia tersebut membuat Max salah tingkah. Namun, sebisa mungkin ia menutupinya. Ia tak mau mempermalukan diri sendiri.

“Thanks,” ucap Max dengan sungguh-sungguh. Althaia mengangguk sebagai jawaban.

Keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing. Suasana canggung nampak terasa begitu menyebalkan bagi Max.

“Gue mau pulang,” ucap Althaia memecah keheningan.

Memang keduanya saat ini tengah berada di apartment milik Max. Laki-laki itu sengaja meminta Athena untuk mengantarkan ke apartment dibandingkan berada di rumah Althaia. Alasannya hanya satu, ia ingin berdua dengan Althaia. Jika berada di rumah Althaia, ia merasa tak bisa leluasa. Pasti ada kedua orang tua Althaia dan Athena yang tentu membuatnya tak enak.

Max menyambar jaket yang tergeletak di atas sofa. “Ayo! Gue antar,” ucapnya seraya memandang Althaia yang masih duduk di sofa dengan pandangan tak percaya.

Hello MaxWhere stories live. Discover now