Never-Ending Story [NOMIN] | SELESAI

36. Tentang perasaan

𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓔𝓷𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓢𝓽𝓸𝓻𝔂

Silahkan sempatkan membaca beberapa hal berikut:

Cerita ini merupakan karya fiksi, jika ada kesamaan nama, cerita, latar, dan hal lainnya dengan seseorang yang ada di dunia nyata, saya mohon maaf, penulis tak bermaksud menyinggung pihak manapun.

Semua yang tertulis dalam cerita ini merupakan karya asli dari leehanss, jikalau menemukan kesamaan cerita yang begitu mirip, atau mengarah pada tindakan plagiasi, dengan milik penulis lain, silahkan dm aku.

Gambar yang terdapat pada wattpad ini bersal dari platform seperti pinterest, twitter, google, maupun inastagram. Jika ada artis dibalik karya tersebut, sebisa mungkin akan aku cantumkan.

Jika ada typo atau kesalahan kepenulisan dalam ceritaku, silahkan tandai dengan komentar, sebisa mungkin akan aku perbaiki.

[ Anggep ini pemanasan dikit sebelum konflik lagi hehe]

**

_Selamat Membaca_

'Setelah meredam isu mengenai pembukaan lahan industri di kawasan perhutanan yang dilindungi, kini kembali muncul bukti penggarapan proyek yang dilakukan oleh perusahaan besar milik Jeffrey Alexander. Dugaan ini cukup menguat setelah sang putra bungsu, Stevano Alexander mengesahkan kebijakan pembagian hutan untuk kawasan industri.

Dengan muncul kembali bukti mengenai kasus ini, lalu mungkinkah ada kasus serupa yang dilakukan oleh pihak yang sama? Kita akan membahas semuanya bersama dengan narasumber terpercaya, jangan lupa saksikan acara 'Bincang Politik' bersama saya Savero Oliver.'

-

       Begitu selesai dengan narasinya di depan kamera, Savero langsung menuju ke arah director, mencoba mengkonfirmasi kembali bagaimana penampilannya dan juga apakah ada yang harus dikoreksi.

       "Udah bagus hasilnya, kita langsung pake ini aja. Jadwal kamu udah beres kan?" pria berusia kisaran 40 an itu menatap Vero setelah selesai mengatur kamera utama.

       "Ini yang terakhir sih, abis ini saya pulang Pak."

       "Yaudah gih pulang, hati-hati di jalan."

       Setelah menyapa beberapa crew, Savero langsung menuju ke ruangannya untuk mengambil beberapa barang. Sebelum benar-benar masuk ke dalam ruangan, Vero dikejutkan dengan kemunculan mendadak dari salah satu staf wanita.