50. The End

15.8K 1.5K 431
                                    

𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓔𝓷𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓢𝓽𝓸𝓻𝔂

Silahkan sempatkan membaca beberapa hal berikut:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Silahkan sempatkan membaca beberapa hal berikut:

Cerita ini merupakan karya fiksi, jika ada kesamaan nama, cerita, latar, dan hal lainnya dengan seseorang yang ada di dunia nyata, saya mohon maaf, penulis tak bermaksud menyinggung pihak manapun.

Semua yang tertulis dalam cerita ini merupakan karya asli dari leehanss, jikalau menemukan kesamaan cerita yang begitu mirip, atau mengarah pada tindakan plagiasi, dengan milik penulis lain, silahkan dm aku.

Gambar yang terdapat pada wattpad ini bersal dari platform seperti pinterest, twitter, google, maupun inastagram. Jika ada artis dibalik karya tersebut, sebisa mungkin akan aku cantumkan.

Jika ada typo atau kesalahan kepenulisan dalam ceritaku, silahkan tandai dengan komentar, sebisa mungkin akan aku perbaiki.

**

_Selamat Membaca_

(Bacanya sampai bawah banget ya karena ada sedikit kejutan penghibur lara pasca ending yang pahit. Gomen)



       Awan mendung nampak masih begitu nyaman bertengger di atas sana, membuat cahaya matahari terhalang, sehingga udara kota jauh lebih dingin. Air yang dibawanya juga masih cukup deras mentes. Emosi alam itu seolah menggambarkan bagaimana suasana duka di salah satu rumah duka.

       Beberapa orang tak kuat menahan tangisannya, entah bagaimana ceritanya, dalam semalam, orang kecintaan mereka seolah direnggut begitu saja. Tiga orang yang tak bersalah terpaksa harus meregang nyawa akibat keserakahan dua orang Alexander yang hingga kini bahkan masih belum bisa ditemukan keberadaannya.

       Raven terduduk di lantai yang terasa begitu dingin, tatapannya sejak tadi masih tertuju ke arah tiga foto yang terletak diantara beberapa bunga. Berbanding terbalik dengan kondisi mereka yang sekarang sudah berpulang, dalam foto itu, ketiga orang tadi tersenyum lebar. Hal itu mengingatkan Raven pada kenangan yang pernah mereka buat.

       Tak sadar dadanya kembali sesak, ia menangis sembari mencoba meredam suaranya, bahunya bergetar hebat. Perasaan ini adalah sebuah perasaan yang benar-benar tidak pernah terbayangkan oleh Raven sebelumnya.

       "Raven." suara itu lirih memanggil, bersamaan dengan usapan di punggung Raven. "Gue turut berduka cita ya."

       Ia mendongak, menatap sang sahabat yang baru saja tiba. Nampaknya Hansel sengaja terbang kembali ke Indonesia untuk menghadiri acara pemakaman ini sekaligus mengantarkan Sakti, "Hansel." Suaranya masih bergetar, dengan sisa-sisa isakan yang terdengar. Kemudian keduanya berpelukan erat, mencoba menyalurkan perasaan penguat.

Never-Ending Story [NOMIN] | SELESAIWhere stories live. Discover now