46. Savero

8.3K 1.2K 32
                                    

𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓔𝓷𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓢𝓽𝓸𝓻𝔂

Silahkan sempatkan membaca beberapa hal berikut:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Silahkan sempatkan membaca beberapa hal berikut:

Cerita ini merupakan karya fiksi, jika ada kesamaan nama, cerita, latar, dan hal lainnya dengan seseorang yang ada di dunia nyata, saya mohon maaf, penulis tak bermaksud menyinggung pihak manapun.

Semua yang tertulis dalam cerita ini merupakan karya asli dari leehanss, jikalau menemukan kesamaan cerita yang begitu mirip, atau mengarah pada tindakan plagiasi, dengan milik penulis lain, silahkan dm aku.

Gambar yang terdapat pada wattpad ini bersal dari platform seperti pinterest, twitter, google, maupun inastagram. Jika ada artis dibalik karya tersebut, sebisa mungkin akan aku cantumkan.

Jika ada typo atau kesalahan kepenulisan dalam ceritaku, silahkan tandai dengan komentar, sebisa mungkin akan aku perbaiki.

**


_Selamat Membaca_


       "Selamat pagi." Sebuah kecupan lembut mendarat di pipi kiri Savero. Pelakunya tentu saja pria dengan tubuh jangkung bernama Stevano yang merupakan kekasihnya.

       Vano duduk di salah satu kursi, berniat melakukan sarapan pagi bersama dengan Vero. Keduanya tampak begitu dekat, saling bercengkrama, serta mengobrolkan beberapa hal layaknya sepasang kekasih pada umumnya.

       Hal itu tentu saja sangat bertolak belakang dengan fakta bahwa Savero kini tengah disekap oleh Vano. Semuanya berjalan begitu normal dan santai, tak ada tindakan kasar, kalimat kebencian, atau bahkan kekerasan yang terjadi.

       "Hari ini aku tugas ke luar kota selama 3 hari, kamu nggak papa di rumah sendirian?" maniknya menatap sang kekasih. Terlihat kini Savero yang memasang raut wajah cerah, sebelum akhirnya menjawab, "Gapapa lah sayang, kamu pergi aja. Lagipula aku di sini juga nggak sendirian, ada orang-orang kamu kan?" mendengar jawaban itu Vano mengangguk. Mereka kemudian melanjutkan kegiatan sarapan pagi seperti biasanya.

       Setelah selesai sarapan, keduanya kini sudah berada di teras rumah. Vero berniat mengantarkan Stevano sebelum pria itu pergi untuk dinas di luar kota. Yang lebih muda merengkuh tubuh sang kekasih, kemudian sedikit menunduk untuk memberikan kecupan.

       Tak bisa dipungkiri kalau saat ini Vano tengah diliputi rasa khawatir. Ia takut ketika dirinya pergi, Vero malah kabur dari sini. Dan hal itu tentu saja sudah dirasakan oleh Vero, ia peka kalau Vano belum sepenuhnya percaya meninggalkan dirinya selama beberapa hari. Karenanya, Vero segera mengambil tindakan untuk meyakinkan Vano.

Never-Ending Story [NOMIN] | SELESAIWhere stories live. Discover now