Bellis perennis

772 132 14
                                    

"Na Ra-ya, lo cuma punya kimchi doang?" tanya Meli dengan setengah berteriak karena Na Ra sedang berada di kamar. Gadis itu membuka kulkas Na Ra yang didominasi oleh kimchi.

"Iya. Nggak sempet habisin stok yang gomo kirim kemarin."

Meli menutup kulkas dan bertolak pinggang. "Terus kita makan apa? Males ah kalau gue pesen makanan, bosen." Meli sudah bosan dengan kimchi sehingga merasa tak ada makanan di apartemen Na Ra.

"Ya udah masak aja. Ada bahan makanan tuh di kulkas," sahut Na Ra sembari berjalan menuju kursi pantry apartemennya.

"Masak apa?"

"Terserah. Makanan Indonesia, Korea, Western, Asia, Timur Tengah, aku oke aja mau makan."

Meli menatap Na Ra sembari tersenyum penuh arti. "Oke, silahkan Miss Kim Na Ra. Waktu dan tempat dipersilahkan."

Na Ra menunjuk dirinya. "Naneun?" Meli langsung mengangguk semangat. (Aku?)

"Nggak. Aku capek, Mel."

Meli lantas mendekati Na Ra dan memegang lengan gadis itu dengan manja ala merayu. "Ayolah, jajangmyeon, daging tumis asam manis, pasta, soto, terserah yang penting gue makan."

"Ya udah pesen aja, nggak perlu ribet," sahut Na Ra tanpa beban.

Meli mencebik, ia ingin merasakan masakan Na Ra. "Ayolah Kim Na Ra, gue laper banget pengen makan masakan lo," rengek gadis itu. Meli masih gigih merayu Na Ra.

Na Ra menatap Meli yang menunjukkan muka memelas. Gadis itu lantas berdecak dan mendekat ke arah dapur. Ia lalu membuka kulkasnya.

"Mau masak apa?" tanya Meli yang sudah berada di samping Na Ra.

"Dakgangjeong," jawab Na Ra sembari mencari bahan-bahan di dalam kulkas.

Meli langsung tersenyum cerah. "Pilihan yang bagus. Gue yang masak nasi." Meli bergegas menuju tempat beras untuk memasak nasi.

Mereka lantas memasak bersama. Tak begitu sulit untuk memasak dakgangjeong karena sudah menjadi menu andalan mereka.

Akhirnya makanan siap. Mereka berdua langsung duduk di sofa ruang tengah yang di depannya terdapat televisi. Mereka akan makan di sana sembari duduk dan mengobrol santai. Na Ra pun langsung menyalakan dan memilih siaran televisi Korea.

"Teater musikal lagi?" tanya Meli pada Na Ra yang memilih siaran drama musikal. Na Ra memang penggemar pagelaran teater musikal.

"Coba deh tonton satu kali aja, Mel."

"Tetep nggak suka, Na Ra."

Na Ra tergelak singkat. "Kamunya aja yang nggak menikmati," sahutnya kemudian. Lalu ia memilih untuk fokus makan dan menonton teater musikal di depannya.

"Main teater itu nggak gampang. Apalagi diselingi nyanyi. Nggak heran kalau banyak artis teater yang akhirnya debut di drama atau film. Menjaga suara tetap stabil di teater lalu nyanyi itu yang bikin kualitas mereka unggulan."

Meli menyipit menatap Na Ra. "Kalau habis ini lo mewek karena nginget masa lalu, mending stop deh ceritanya."

"Nggak lah! Aku udah ikhlas lahir batin!" sahut Na Ra tegas. Ia lalu melanjutkan makannya.

Makan malam mereka telah selesai. Na Ra masih fokus menatap teater musikal di depannya. Sesekali ia ikut bernyanyi karena cerita yang dibawakan sudah pernah dipagelarkan sebelumnya.

Meli melirik Na Ra dengan pandangan setengah jengah. "Kim Na Ra-nim, lebih baik lo daftar idol, deh. Sumpah, sayang banget suara lo bagus tapi nggak lo manfaatkan."

Menghitung KarsaWhere stories live. Discover now