Euphorbia milii

645 87 7
                                    

Sekitar pukul 11.00 WIB, Yoo Joon dan istrinya sampai di Jakarta. Mereka berdua langsung menuju rumah sakit tempat di mana Na Ra dirawat.

"Eonni, bagaimana perjalanan Eonni kemari?" tanya Na Ra begitu Ahn Sun Yeong atau iparnya itu sampai. Ia tak tega melihat iparnya yang hamil 7 bulan itu menjenguk dirinya.
Tanpa menjawab, Ahn Sun Yeong langsung memeluk Na Ra yang semakin kurus di matanya itu.

"Aku baik-baik saja, Na Ra. Seharusnya aku yang bertanya keadaanmu. Sungguh aku sedih mendengar dan melihat kamu sakit seperti ini," ucap Sun Yeong. Ia benar-benar kaget mendapatkan berita ini. Di matanya, Na Ra adalah gadis yang amat baik dan kuat.

Na Ra tersenyum kecil di pelukan sang kakak ipar.

"Aku baik-baik saja Eonni. Sebentar lagi aku bisa kemoterapi dan semuanya akan berjalan lancar," jawab Na Ra begitu menyakinkan. Percayalah ia hanya menyakinkan dirinya bahwa semua itu akan terjadi padanya.

Mereka lalu melepas pelukan. Sun Yeong menatap penuh khawatir pada Na Ra sedangkan gadis itu justru tersenyum seperti menjelaskan bahwa ia memang baik-baik saja.

Lalu Yoo Joon yang berdiri di belakang sang istri, maju beberapa langkah dan memeluk Na Ra secara tiba-tiba. Hal tersebut membuat Na Ra terkejut, namun hal itu membuat Na Ra kembali tersenyum tipis.

"Oppa minta maaf," bisik pria itu. Na Ra rasanya ingin tertawa dan menangis secara bersamaan. Mengapa hidupnya begitu penuh warna? Sekarang ia merasa tak percaya dengan ini semua saking banyaknya kejutan yang datang.

"Oppa, selama 30 tahun lebih hidupku, aku merasa benar-benar seperti anak bungsu sekarang," ucap gadis itu dalam pelukan Yoo Joon.

Na Ra lalu melepas pelukannya. Ia mendengus kecil ketika melihat wajah Yoo Joon yang sedih, namun berusaha tetap tegar.

"Oppa, apa kau mengharapkan aku pergi secepatnya? Kenapa wajah kalian terlihat sedih? Aku memang sakit, tapi wajah kalian seakan aku akan pergi secepatnya," ucap Na Ra pada semua. Langsung saja Ha Joon memberikan pelototan tajam pada Na Ra.

Di sisi Na Ra, ia memang tak ingin membuat semuanya sedih. Ia ingin mereka tersenyum atau tertawa untuk menghibur kesedihannya. Jika mereka seperti ini, rasa sedih Na Ra akan semakin besar. Ia hanya butuh dukungan yang besar demi kesembuhannya.

Gawai milik Sun Young berbunyi dan menyebabkan mereka semua menatap perempuan itu. Sun Young terdiam sejenak ketika melihat siapa yang meneleponnya. 

Yoo Joon lalu mendekat dan melihat siapa yang menelepon istrinya. Pria itu lantas menyuruh sang istri untuk mengangkatnya.

"Eonni! Kenapa kalian tega sekali menyembunyikan itu semua?!" Suara Sae Ri langsung menginterupsi dengan cepat. Sae Ri berkata dengan nada tinggi, namun panik.

"Kenapa kalian tidak memberitahuku dan membuatku seperti orang bodoh?!" ucapnya kembali. Sementara Sun Young tak bisa berkata-kata.

Melihat sang istri yang tak kunjung bersuara, membuat Yoo Joon mengambil alih gawai istrinya itu dan berbicara dengan Sae Ri. Na Ra hanya bisa menghela napasnya panjang dan tatapannya jatuh menatap jarinya yang saling bertaut. Ia amat bersalah pada kakaknya itu. Mereka saling bertukar kabar, tetapi Na Ra selalu mengatakan baik-baik saja. Ketika Sae Ri ingin mengajaknya video call, ia selalu mengatakan bahwa dirinya amat sibuk.

"Sae Ri-yaa, kamu di mana?" tanya Yoo Joon.

"Oppa, masih penting kah Oppa bertanya aku di mana?"

"Bisa-bisanya aku menjadi orang terakhir yang tahu keadaan Na Ra. Aku seperti orang bodoh sekarang. Rasanya aku ingin ke Indonesia langsung dan memarahi kalian semua!"

Menghitung KarsaWhere stories live. Discover now