EPILOG

7.8K 752 82
                                    

EPILOG

"Mama! Papa!" Dan berlari keluar dari ruangan itu dan langsung memeluk Bintang yang sedang berjongkok. "Dan beneran ketemu Mama sama Papa. Terus Papa beliin Dan mainan banyak banget."

Bintang bernapas lega. Suaminya, Baskara, ikut berjongkok dan memeluknya dari samping sambil mengecup puncak kepala istrinya. "Nggak ada yang perlu kamu khawatirin lagi, kan?"

"Sepertinya," gumam Bintang sambil tersenyum pada Dan.

Sampai sekarang, Baskara belum ingat dengan jelas saat Bintang maupun Dan menjelajah waktu dan menghabiskan banyak waktu bersamanya. Meski begitu, Baskara tak masalah dengan banyak kenangan yang hilang karena Baskara fokus pada masa sekarang.

"Dan ngambek sama Papa karena udah janji beliin mainan tapi nggak dibeliin juga," kata Dan tiba-tiba. "Tapi karna Papa beliin waktu Dan menjelajah waktu, Dan maafin, deh."

"Ah." Bintang menahan senyum. Ternyata ini jawaban mengapa dulunya Dan mengatakan bahwa Baskara bukan papanya.

Baskara terdiam. Dia satu-satunya tak mengerti di sini. Dia tak mau membahas mesin waktu atau pun pembahasan menjelajah waktu lagi. Ditatapnya mesin waktu di depannya itu dan merasa tak nyaman karena sudah mendengar cerita-cerita Bintang dan juga Dan.

Untuk pertama kalinya Baskara merasa takut akan benda mati.

"Apa mesin waktu itu nggak dihancurin aja?" tanyanya.

"Aku juga pengin ini dihilangin, sih," balas Bintang. "Tapi Kak Shareen bilang jangan diapa-apain. Ini peninggalan papanya. Sepertinya Kak Shareen mau ngomong sesuatu waktu itu, tapi nggak jadi."

Bintang tak ingin mengatakan kepada Baskara bahwa Shareen pernah hampir tak sengaja menyebut bahwa mesin waktu itu akan digunakan oleh orang lain.

Entah siapa.

"Ayo, kita pulang ke rumah." Baskara berdiri dan meraih tangan Bintang dan anaknya.

Dan memegang erat jemari Baskara dengan pandangan yang tak lepas dari mesin waktu itu. "Ma?"

"Iya, Sayang?"

"Dan boleh main ke sini lagi nggak?"

Bintang berhenti melangkah. Dia terkejut mendengar Dan mengatakan hal itu. Perempuan itu menunduk dan memegang kedua bahu Dan, mengelusnya lembut. "Ini terakhir kalinya kita main ke sini. Ruangan ini nggak boleh dimasukin tanpa izin Tante Shareen."

"Kalau Dan minta izin ke Tante Shareen, boleh?" pinta Dan.

"Boleh, tapi kalau nggak dizinin kamu nggak boleh maksa, ya? Oke?"

Dan mengangguk ragu-ragu.

"Ayo, pulang." Bintang memegang tangan Dan di sisi lain sehingga sekarang Dan berjalan di antara papa dan mamanya.

Mereka menaiki tangga menuju pintu ruang rahasia yang sudah dimodifikasi jauh lebih baik daripada beberapa tahun lalu.

Sebelum keluar dari pintu ruangan itu, Dan menoleh ke belakang, menatap mesin waktu yang sedang kesepian.

Dan berjanji, ketika dia besar nanti, dia akan kembali ke ruangan ini.

TAMAT

☀️⭐️

catatan:

haloo, terima kasih sudah baca Matahari Dan Bintang sampai akhir ❤️❤️❤️

kita berpisah di part terakhir dari Matahari Dan Bintang, tapi kalau mau tetap ikuti seri Perjalanan Waktu ini maka kita akan ketemu lagi di Time Paradox yang akan jadi penutup dari seri perjalanan waktu. 

ikuti wattpad sirhayani kalau nggak mau ketinggalan Time Paradox. nanti aku juga umumkan di cerita MDB ini kok

apakah ada extra part Matahari Dan Bintang? extended yang di karyakarsa itu termasuk extra part. penamaannya aja lebih spesifik dan untuk menyesuaikan alur waktu

kalau kalian masih pengin baca lebih banyak lagi momen Bintang dan Baskara atau konflik sampingan dari cerita utama MDB ini, kalian bisa cek extended MDB yang sudah ada di karyakarsa zhkansas yaa (ada 7 extended part).

☀️⭐️

edit tambahan: 

Aku buat kisah Dan tapi "hanya bisa" dibaca di karyakarsa (akun: zhkansas) karena ceritanya nggak panjang. judulnya di KK:

Dan Aurora [Matahari Dan Bintang]

cara baca:

Sekali lagi terima kasih sudah baca Matahari Dan Bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekali lagi terima kasih sudah baca Matahari Dan Bintang. Dan sampai ketemu di cerita lainnyaaa 🧡

Love,

S

Matahari Dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang