BAB 3

3.4K 221 0
                                    

Pov Porsche

Aku bergegas kekantin mengambil tas ku tanpa berbicara apapun

"Hey Porsc, ada apa?" Kata Tem bergegas mengikutiku

"Wah ada masalah kah?" Kata Jom dengan berburu buru merapikan makanan nya dan berlari mengikuti aku dan Tem

Aku tidak berkata apapun, langsung berjalan cepat menuju motorku.

"Hey bung ada apa? Bicaralah denganku porsc, kita sudah mengenal satu sama lain dan aku sudah menganggapmu seperti saudara porsc" perkataan Tem membuat ku berfikir dengan benar lalu aku berhenti di motor ku.

"Ada apa Porsc ? Atau kau sakit perut ? Atau kau lapar ? Bicaralah bung ?" Kata Jom sembari mengunyah makanan sisa dikantin

"Kau habis dihajar dengan siapa Porsche?" Timpal Tem melihat arah ke leherku dan bibirku

"Aku tidak berantem dengan siapapun, aku ingin pulang menjemput Porchay" karena sejujurnya aku tidak ingin ditanyain terus menerus

"Tapi mengapa bibirmu bengkak seperti disengat tawon dan leher mu juga seperti ada bercak buletan yg seperti digigit burung" kata Jom memegang leherku

"Aish mana ada burung mematok ke leher Jom" teriak Tem pada Jom dan memukul tengkuk Jom

"Yah kau lihat saja itu sangat banyak dan merah" kata Jom menunjuk kearah leherku

"Ah sudahlah aku ingin pulang"

aku langsung menyalakan motor besar berwarna hitam kebanggaanku dan satu satunya kesayanganku walaupun terkadang suka mogok

"Jangan lupakan nnti malem kita main ke bar phi Yok Porsc" teriak Jom

"Mabok saja terus yg ada dipikiranmu Jom , kerjakan tugasmu" kata Tem berjalan ke arah mobil miliknya

Aku mengebut dengan motorku , memikirkan apa yg terjadi hari ini

Sejujurnya itu membuatku bergairah tetapi aku dengan lelaki apa tidak salah. Mengapa aku melakukan nya dan mengapa aku mau


Pov Kinn

Aku berada di salah satu mall terbesar Thailand dimana mall itu banyak sekali brand ternama

"Ayolah kita makan dimana ?" Kata Tay menanyakan aku dan Time yg sibuk dengan ponsel

"Aku ikuti kalian saja" kata ku yg tidak lepas dari ponselku karena aku memantau beberapa pekerjaan ku

"Ya sudahlah sayang dimana saja jadi, asalkan denganmu" kata Time yg mengantongi ponsel miliknya dan merangkul Tay

Tiba-tiba Pete datang menghampiriku seolah ingin berkata

"Katakan lah Pete"

"Mohon maaf, Khun Kinn" kata Pete diperjalanan menuju restoran

"Ada apa Pete?" Kataku

"Khun Korn memintaku untuk Khun Kinn segera pulang karena ada urusan yg mendesak" kata Pete dengan berat hati

"Oh okelah kalau begitu, kita pulang. Siapkan mobil nya Pete" kataku agak sedikit kesal

"Siap Khun Kinn, ayo Big"

kata Pete yg menundukan kepala nya terlebih dahulu ke aku dan mengajak big ke parkiran.

Lalu Tay dan Time mengerti dengan situasi yg sudah tidak heran dan sering terjadi bahwa aku terus pergi meninggalkan mereka berdua

Kesempatan bagus bukan, mereka bisa pacaran tanpa adanya aku.

"Akan kuhubungi nnti malam untuk bar nya kinn" kata Time

"Oke kabari saja" aku langsung bergegas keluar mall

Diperjalanan aku sibuk melihat ipadku untuk klien yg aku tangani , semua beban menumpuk ke aku dari bisnis keluarga, bawahanku, bahkan keluargaku.

Semua aku yg mengambil alih semenjak ayahku semakin tua. Sebenernya bisa saja Kakakku tpi dia agak sedikit gila karena dulunya pernah diculik dan adikku masih tinggal di Jerman karena kuliah nya.

Aku melihat ke arah jendela mobil , ada lelaki dengan motor hitam besar memakai helm full face disampingku dari tubuh nya aku memikirkan lelaki yg ditoilet denganku tadi

Aku membayangkan dirinya dan aku sangat tertarik dengannya

Dia bertubuh mungil, mempunya kulit Tan eksotis, hidung yg mancung, mata nya yg berbinar serta bibir yg aku sukai

Pov Porsche

Setibanya dirumah aku langsung menuju ke lantai atas dimana ada kamarku sebelahan dengan kamar adikku

Sampai dikamar aku langsung berbaring dan masih memikirkan apa yang terjadi denganku tanpa disadari akupun tertidur

"Phi, apa kau tidak ingin makan?" Kata Porchay yg masuk ke kamar ku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu

"Phi bangun , ayolah aku lapar "

"Hmm bentar Chay, kamu makan duluan saja" kataku dengan mata masih tertutup

"Aih shia, apa kau sakit phi?" Kata Porchay yg memegang dagu ku melihat kearah leherku

Aku yg teringat langsung membuka mata dan bangun keluar kamar menuju dapur yg dilantai bawah tanpa mengatakan apapun

Menata makanan yg Porchay beli dan Porchay melihatku dengan duduk manis menanti makanannya

"Phi kau yakin tidak sakit"

"Tidak nong, aku tidak sakit"

"Phi bicaralah jika phi sakit, aku akan mencari kerja paruh waktu, aku tidak ingin membebankan phi untukku"

"Hei nong , jangan bicara seperti itu. Kalau kau membebankan aku sudah ku buang kau di selokan kali" kataku dengan sinis

Bisa bisanya dia berbicara seperti itu kepadaku tanpa memfilter kata kata nya

"Aih phi jelek sekali di selokan tidak sekalian ditong sampah"

"Oh kau mau ditong sampah, siap siaplah akan ku buang ke tong sampah" dengan nada yg mengejek .



Lanjut ngga nih ?
Enak nya di up kapan

KEYAKINAN HATI (KINNPORSCHE)Where stories live. Discover now