BAB 6

2.6K 186 2
                                    

Pov Kinn

"Oh kau disini baby, apa kau tidak bisa melupakanku ? " aku mendorongnya lebih dalam dan mengunci pintu bilik dibelakangku

"bibirmu masih bengkak, tanda dileherku masih ada baby" bisikku memegang lehernya dan melihatnya hanya diam membisu 

"apa yang mau kamu lakukan ?aku ingin keluar " katanya ingin membuka pintu

Kudorong dia sampai terbentur closet dan menduduki closet yg tertutup. Aku mencondongkan diriku ke arahnya dan berbisik ke telinganya 

"Porcshe Pachara Kittisiwad , jurusan teknik Mesin , semester 4 , ikut club Taekwondo dan mempunya adik Porch" melihatnya langsung kewajahku dengan muka marah yg menurutku itu sangat manis

"apa yg kau inginkan ? jangan pernah kau menyentuk adikku atau kau akan kubunuh" katanya mengancam 

"wah serem sekali mengancamku seperti itu haha" kata ku dengan tertawa kecil

"aku ingin keluar" dia mendorongku ke belakang pintu

brukkk

"woah kau sangat kuat baby, but sorry jika kamu ingin keluar kau tidak bisa keluar begitu saja. Apa kau melupakan perkataanku tadi siang " aku memegang pundak nya dan mulai menjelajah leher nya 

"aku bukan mainanmu" teriaknya dengan menghempaskan kepalaku dari lehernya

"kau orang kaya tapi mengapa permainanmu suka sekali di toilet, apa kau hanya pura-pura menjadi orang kaya tetapi tak mampu untuk membeli apartement atau hotel mewah" ucapnya dengan mengejekku

"oh kau ingin dimana baby ? hmm tapi itu ide bagus untuk membelikanmu apartement atau hotel mewah atas namamu agar kau menjadi mainanku seperti yang kau katakan barusan"

"kau brengsek, enyah lah kau. aku ingin keluar" teriaknya

aku tidak mendengarkan perkataannya langsung ku serbu lehernya segera kuberi tanda dan menciuminya hingga dia susah bernafas.

Wanginya yg ciri khas walau bau sedikit alkohol mungkin karena dia bekerja disini terkena minuman tpi aku menyukainya.

emmppphhh....

mmuuuccc...

eeugghhh...

ku tarik lembut tangan untuk menyentuh batangnya, perlahan dia membuka kan kancingku. Kupeluk dirinya dan kuputar dia berada dibelakang pintu.

"Khun Kinn, kau didalam ?" teriak Pete

Terdengar suara membuka pintu bilik satu-satu 

"disini tidak ada Pete" kata Big

tok.. tok.. tok...

"Hey didalam ada orang , hellooo " teriak Pete

"Apa mungkin Khun Kinn keluar Pete, tpikan kita menunggu didepan toilet" kata Big dengan bingung

"kita berpisah dan hubungi yg lain cari Khun Kin sampai ketemu" kata Pete

Lalu dia mendorongkan tubuhku dan melihatku

"kau tidak dengar, kau dicarikan bodyguard mu" katanya

"lalu kenapa , biarkan saja" kataku melanjutkan hisapan asyik ke lehernya

"aish aku ingin keluar" katanya teriak dan mendorongku dengan kasar dan membuka pintu

Pov Porsche

"apa-apaan dia seenaknya perlakukanku begitu" batinku langsung menuju loker mengambil tas untuk bergegas keluar mencari motorku dan memakai helm.

"Hey phi, kau baik - baik saja ?" teriak salah satu teman shiftku

"hmm" aku melambaikan tangan tanpa membalikan badan

Diperjalanan aku memikirkannya mengapa dia seperti itu kepadaku, apa karena dia orang kaya seenaknya mancari mainan dan melakukanya tpi jangan lah denganku.

Aku masih menyukai wanita tpi mengapa dengan sentuhannya membuatku melemah dan menginginkan lebih. 

"oh porsche apa yang kau pikirkan, lebih baik beli makanan untuk porchay" batinku 

Sesampainya dirumah aku melihat Porchay menangis didepan rumah tetapi keadaan rumah masih sama seperti semula, aku langsung menghampirinya.

"Hey nong, kenapa ?" aku langsung memeluknya

"phi, apa kau tau Paman meninggal ?" katanya membalas pelukku dengan erat

"maksutmu nong ? apa yang kau bicarakan ? bicaralah pelan - pelan ?"

"phi tadi ada empat orang kesini mencari phi tpi kubilang phi kerja dan mereka bilang paman meninggal karena tertembak" katanya dengan nangis yg masih deras membasahi pipinya

"ooh nong, tpi kau tidak diapa-apakan bukan nong ?" aku sangat khawatir jika Porchay terluka.

"Tidak phi hiks hiks " Porchay masih menangis memelukku 

"tenang saja nnti aku akan cari tau tentang pama ati phi janji. Sekarang ayolah masuk phi sudah membelikan makan kesukaanmu" kataku masih bingung dengan perkataan adikku mengenai pamanku yang meninggal.

Pov Pete

"Pete, ayo siapkan mobil" katanya dengan menepuk pundakku

"Ah Khun Kinn, kau darimana saja. Aku sangat khawatir" kataku dengan melihat tubuhnya memastikan tidak ada yg terluka

"tidak ada apa apa Pete, ayolah cepat siapkan mobil" katanya

Aku langsung memberitahu Big dan yang lain untuk menyiapkan mobil karena Khun Kinn sudah ditemukan.

Aku heran dengannya yang tiba-tiba hilang ditoilet sekarang berada diluar bar darimana saja dia, ah sudahlah aku tau dia mempunyai banyak mainan seks nya, mungkin dia melakukannya yg aku tidak ketahui yg terpenting dia sudah bersamaku sekarang. 

"Pete, Time dan Tay sudah pulang ?" katanya memegang ipadnya

"sudah khun Kinn" kataku

Ponsel ku berdering adanya telepon tetapi aku masih bertugas dan sekarang masih dimobil dengan Khun Kinn dan Big. 

Aku ingin sekali melihatnya tapi ku tahan nanti saja bukanya.

"Telepon dari siapa Pete ? Kau tak ingin mengangkatnya " kata Khun Kinn dengan penasaran

"bukan dari siapa-siapa Khun Kinn" ucapku dengan canggung

"Coba lihat Pete, siapa tau itu dari ayahku karena dari tadi berdering terus " katanya memaksa

Mau tidak mau aku melihat handphoneku, 2 panggilan tak terjawab dari "Honey" yaitu vegas.

"aduh aku masih bertugas, janganlah membuat ulah" batinku dalam hati langsung memasukan handphone ku ke saku.

"Siapa Pete ?" Khun Kinn bertanya lagi

"Oh bukan siapa-siapa Tuan, hanya orang iseng saja." kataku memastikan agar dia tidak mencurigai ku

Diperjalanan melewati apartement aku dan Vegas tinggalkan , aku melirik ke arah lapangan apartement dari dalam jendela mobil dan Khun Kinn tiba-tiba berkata

"Bukankah itu Vegas, dengan siapa dia ?" kata Khun Kinn

Aku yg mendengar nama nya segera melihat kearah yang dimaksut Khun Kinn dan iya benar itu Vegas ...

Bikin adegan Vegaspete enaknya gimana nih ?





KEYAKINAN HATI (KINNPORSCHE)Where stories live. Discover now