Pdkt calon pacar

152 12 36
                                    

Hari senin, merupakan hari yang tidak disukai oleh Sasuke. Bukan Sasuke sih, tapi semua orang kebanyakan tidak menyukai hari senin. Sasuke bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Tentu saja, diantar oleh Obito. Karena, dia gak boleh bawa motor ke sekolah.

Sasuke berpikir, coba saja kalau libur itu 5 hari dan masuknya hanya 2 hari, di hari sabtu dan minggu. Pasti Sasuke punya banyak waktu untuk bersantai-santai. Tapi, itu mustahil.

"Sas, udah siap?"tanya Obito pada Sasuke. Sementara, pemuda raven itu mengangguk.

"Coba sih, itu benerin dulu baju nya. Masukin, jangan dikeluarin. Terus, pake dasi nya. Gak usah kayak anak berandalan,"omel Itachi. Masih pagi loh ini.

"Ya."Sasuke memasukkan baju nya, lalu memakai dasi dengan asal namun masih tetap mirip dengan yang aslinya. Dia emang gak bisa pake dasi dari SMP.

"Dimakan bekalnya, gak usah jajan sembarangan,"ucap Obito.

Sementara ayahnya memberikan Sasuke uang untuk pegangan. Barangkali, dia mau jajan atau ada perlu apa gitu. "Yeyyy! Makasih tou-san."

"Ya. Duitnya jangan dihabisin ya. Sebagian, ada yang ditabung."

"Okeee."Fugaku tersenyum tipis, lalu Obito dan Sasuke berpamitan untuk berangkat. Kalau Itachi, dia harus segera siap-siap untuk berangkat kuliah bersama Shisui.

"Shui! Dah belom mandi nya!"seru Itachi separuh berteriak, hal itu membuat ibunya marah. Pagi-pagi udah berisik. "Biasa aja Chi, gak usah ngegas!"

"Iya, kaa-san!"balas Itachi sambil berteriak. Itachi bego, ngomong sama ibunya malah teriak.

Mikoto hanya menggeleng-gelengkan kepala saja melihat tingkah Itachi yang rada gaje.

..............................................

"Turun Sas."Sasuke turun dari motornya Obito dan salim lah dia sama kakaknya itu.

"Belajar yang rajin ya, kalau ada yang macem-macem sama kamu, bilang sama nii-san."sifat protektifnya Obito mulai keluar. Sasuke hanya mengangguk saja. Lagipula, siapa yang berani macam-macam dengan Sasuke. Kalaupun ada, Sasuke akan langsung menghajarnya atau Naruto yang turun tangan langsung.

Setelah motor Obito pergi, Sasuke selow aja, jalan ke kelas nya yang berada diatas. Banyak orang-orang baik cewek atau cowok yang melihat Sasuke. Tapi, pemuda raven itu cuek aja. Itu sudah biasa. Lalu, dia merasa ada yang memukul pundaknya. "Woi Sas,"sapa Naruto.

"Oalah, Naruto. Sangka gua siapa anjirr."

"Ada tugas gak hari ini?"tanya Naruto.

"Ada, Sejarah minat. Apa lo belom ya?"tebak Sasuke. Dan sudah pasti tebakan Sasuke benar. Naruto memang belum mengerjakan tugas.

"Hehe, kok lo tahu sih?"

"Gua mah apa yang gak tahu."

"Nanti lihat ya Sas."

Sasuke mengangguk. "Nanti njirr, pas di kelas."

"Ya iya, gua bilang gitu tadi, teme!"

.............................................

Obito bersama dengan Kakashi udah siap untuk jualan jus. Tapi, jusnya sama sekali belum ada yang beli. Obito merasa sedikit frustasi. Kalau seperti ini, dia malah malas jualan dan dia juga bakal bangkrut. Coba aja dari hari senin sama jumat kerjanya rebahan, dan hari sabtu sama minggu nya gajian. Pengen banget dia kayak gitu. Bukan cuma dia sih, semua orang juga pengen. Gila. Kalau kayak gitu, enak banget hidupnya.

"Sabar."Kakashi menepuk pundak Obito. "Namanya juga jualan cuk. Ntar juga, laku kok. Yang namanya rezeki dah ada yang ngatur."

"Anjay, bijak banget lo. Sumpah aja."

Uchiha FamilyWhere stories live. Discover now