Sahur

111 10 10
                                    

Semalaman, Itachi tidak bisa tidur. Kini, dia berada di kamar sembari memabalas chat dari grup yang biasa disebut Akatsuki. Iya, akatsuki adalah nama circle mereka saat SMA. Akatsuki beranggotakan 10 orang.

Tiba-tiba saja, ketua dari Akatsuki yaitu si Pain mengajak mereka untuk sahur bersama. Tentu saja di rumah Pain. Ya, mereka sudah lama tidak bertemu dan sekarang adalah moment yang pas untuk saling berkumpul.

Sekitar pukul 2 dini hari, Itachi bersiap-siap untuk pergi ke rumah Pain sendirian. Tidak mungkin kan, dia mengajak Obito. Yang ada, mereka malah bertengkar.

"Mau kemana Chi?"tanya Obito dengan mata yang separuh terbuka. Iya, dia sedang tiduran di sofa.

"Gue mau sahur bersama di rumah Pain."

"Oh gitu. Yaudah sana."Obito pun menutup matanya kembali. Jujur, dia masih ngantuk.

Itachi pun pergi ke rumah Pain. Lalu, Mikoto terbangun karena dia baru ingat kalau ini adalah hari pertama puasa. Dia harus memasak untuk makan sahur nanti.

"Loh, mana Itachi?"

"Pergi, katanya mau sahur di rumah Pain."

"Dih, dia pergi gak bilang-bilang,"gerutu Mikoto. "Yaudah To, kamu bantu masak yok."

"Hah? Gak bisa nanti aja ya."

"Kamu mau makan gak? Udah ayok! Gak boleh males-malesan jadi orang."Mikoto menarik sarung yang dipakai Obito.

Dengan amat sangat terpaksa, Obito pun bangun dan cuci muka, supaya terlihat lebih segar. Setelah selesai cuci muka, barulah Obito membantu ibunya memasak, diikuti oleh Shisui yang baru bangun.

Sementara itu, Sasuke tengah berada di rumah Neji bersama dengan Naruto dan Kiba. Iya, mereka lagi nginep ceritanya. Dan baru saja, mereka berempat, sudah resmi menjadi salah satu bagian dari organisai risma atau biasa disebut Organisasi Remaja Masjid. 

(Masya allah)

"Jam berapa nih?"tanya Naruto pada Neji.

"Jam setengah 3, bentar lagi mau sahur,"jawab Neji, lalu dia menpuk dahi nya. Dia melupakan sesuatu bahwa nanti, dia akan membangunkan para warga untuk sahur. Tetapi, ngebanguninnya tuh, tidak keliling melainkan membangunkan para warga lewat toak masjid.

"Nasib jadi anak marbot masjid,"keluh Neji.

Sekedar info, jadi kemarin ayahnya Neji baru diangkat menjadi marbot masjid menggantikan ayahnya Hinata. Ayahnya Neji pun terima-terima saja. Dia cukup senang dengan pekerjaannya sebagai marbot masjid dan Neji juga tidak malu, jika ayahnya bekerja sebagai marbot masjid. Yang penting halal dan gak ngerugiin orang lain, Neji berkata seperti itu jika ditanya oleh teman-temannya.

Jam menunjukkan pukul 3 dini hari. Saatnya Neji berangkat ke masjid untuk membangunkan para warga Konoha. Tetapi, ayahnya malah melarangnya. "Kenapa?"

"Udah, gak apa-apa. Ini kan tugas ayah, kamu temenin temen-temen kamu aja."

"Yah, yaudah deh."Neji pun mengajak teman-temannya untuk makan sahur bersama.

Menu sahur Neji dan teman-teman mie goreng dengan nasi, sederhana dan sangat mengenyangkan. Apalagi yang memasak adalah Hinata.

"Maaf ya kalau masakannya gak enak, aku baru belajar soalnya."

"Gak apa-apa kok, santai aja kalik."Sasuke mencicipi mie goreng buatan Hinata dan rasanya jangan ditanya, udah pasti enak.

"Wah, enak banget,"puji Naruto.

"Iya tah? Kok kalau aku yang nyoba kayak ada yang kurang ya."

"Lidah kamu kelainan kalik,"komen Neji. "Tapi asli sih, ini enak banget."

Uchiha FamilyWhere stories live. Discover now