The Right Woman On The Right Place [END]

Empat

Tulisan ini dipublikasikan juga di medium @yourstory

Selamat membaca ✨

***

"Papa." Suara panggilan dan ketukan pintu dari luar kamar membuat Hadinata dengan segera membuka pintu tersebut. Zio berdiri di hadapannya lengkap dengan piama bergambar transformers kesukaannya.

Hadinata membiarkan Zio masuk dan duduk di tengah ranjang sembari memeluk guling. "Zio kenapa?"

"Zio mau izin sama, Papa. Bolehkan besok main lagi sama Kak Esha?" tanya Zio setelah Hadinata ikut bergabung duduk di atas ranjang bersamanya. "Zio janji bakal kerjain tugas dulu sebelum main," lanjutnya berusaha bernegosiasi dengan sang papa.

Hadinata hanya bisa mengangguk pasrah. Besok juga menjadi hari terakhirnya libur, jadi selagi bisa menemani Zio kenapa tidak dilakukan, walaupun bersama Esha saat ini.

Hadinata mengusap kepala Zio sejenak. "Zio mau main ke mana?"

"Timezone, Zio mau main ke sana boleh kan?"

"Boleh."

"Yes. Makasih, Papa." Zio menghamburkan dirinya kepelukan Hadinata. Dengan gerakan perlahan Hadinata membalas pelukan tersebut dan mengusap punggung Zio.

"Zio suka banget sama Kak Esha?" tanya Hadinata.

Zio yang masih berada dipelukan Hadinata mengangguk membuat pelukan keduanya terurai. "Iya, Kak Esha baik banget."

"Papa," panggil Zio ketika tidak mendengar balasan, "Papa marah, ya?" tanyanya kembali.

"Enggak, kenapa Papa harus marah." Hadinata menundukkan kepalanya menatap tepat di kedua mata Zio.

"Cuma nebak, abisnya Papa diem aja. Zio mau tidur sama Papa malam ini, ya?"

"Ok kita tidur bareng malam ini."

Zio merebahkan tubuhnya sembari memeluk guling. Hadinata pun melakukan hal yang sama, tubuhnya menghadap kanan menatap Zio yang juga menatapnya.

"Besok pasti bakal seru banget, Papa, Kak Esha, dan Zio. Lengkap." Zio tersenyum cerah membayangkan hari esok.

Hadinata mengusap kening Zio yang terlihat mengantuk. "Ya dan Zio harus tidur sekarang."

"Selamat malam Papa."

"Selamat malam Zio. Mimpi indah."

***