Tiga Puluh Tiga

425 33 0
                                    

Hari ini tepat menjadi hari ketujuh Esha bekerja di MH Media tentunya hari libur tidak termasuk ke dalam hitungan. Selama seminggu ini Esha mulai merasa nyaman dengan lingkungan barunya. Pun dengan teman-temannya, meskipun ada beberapa orang yang terkesan menyebalkan tapi itu tidak masalah. Allisya teman satu divisinya yang membatu Esha selama ini. Ia pun mengenalkan beberapa orang teman dekatnya sehingga kini Esha memiliki lebih banyak teman berbeda divisi. Clara, Hana, dan Dayana contohnya.

"Mau yang kuah-kuah mau apa? Yang berkuah tuh banyak." Hana menatap Clara dan Dayana secara bergantian.

Suasana kantin ramai seperti biasanya. Beberapa karyawanan berlalu lalang sembari berbincang satu dengan yang lainnya. Membahas pekerjaan, politik, hingga gosip yang sedang ramai dibicarakan di media sosial.

"Soto kali, ya." Clara mengerutkan dahinya. Menatap konter tempat memesan soto yang berjarak cukup jauh dari tempat mereka duduk.

"Soto apa? Di sini aja ada soto daging, soto betawi, soto lamongan. Mau yang mana?" Hana mendelik ke arah Clara yang semakin bingung memilih makanan yang akan ia pesan.

"Kalian mau apa?" Hana kini beralih ke arah Esha dan Allisya.

"Ayam bakar terus pakai nasi uduk," ucap Esha yang diikuti oleh seruan Allisya meminta dipesankan makanan yang sama.

"Mau itu juga deh," ujar Clara dengan senyum yang terukir di wajahnya.

Hana mengembuskan napasnya. "Bodo, Cla lo pesen sendiri aja gue males."

Clara memukul meja, bangkit dari posisi duduknya. "Kok gitu."

Seolah sudah terbiasa Dayanan hanya menggelengkan kepalanya dan menarik tangan Clara agar kembali duduk di tempatnya. Karyawan yang tak jauh menatap mereka sebentar sebelum kembali melanjutkan kegiatannya.

"Gue mau soto daging. Ayo sama gue ke sananya, Han." Dayanan menarik tangan Hana, tetapi baru beberapa langkah Clara kembali memanggilnya dan mengganti pesanannya kembali menjadi soto daging.

Berdecak sebal Hana hendak berbalik, merasa geram dengan Clara yang selalu seperti ini. Hana pikir ia sudah imun terhadap kebiasaan Clara yang satu ini ternyata berteman hampir dua tahun belum membuatnya terbiasa.

Esha tertawa sembari menutup mulutnya. Pertengkaran keduanya terlalu sering ia lihat semenjak bekerja di sini. Bukan hal yang aneh jika Clara dan Hana berdebat dalam waktu singkat juga keduanya akan kembali bersikap seperti biasa. Seakan tidak ada hal yang terjadi sebelumnya. Pertama kali melihatnya tentu Esha tak akan tertawa seperti ini. Kala itu ia meminta Allisya dan Dayana menghentikan keduanya, tetapi katanya itu adalah hal yang wajar dan benar saja kejadian serupa pun kembali terjadi di hari berikutnya.

"Gimana kerja di sini, Sha?" tanya Clara dengan mencondongkan tubuhnya.

Esha mengetuk meja dengan jari-jarinya. "Sejauh ini gue suka dan lingkungannya juga nyaman."

"Setuju, lingkungan di sini emang nyaman. Walaupun tetep ada yang nyebelin tapi itu mah biasa." Allisya ikut bergabung ke dalam percakapan dan memberikan pendapatnya.

"Semoga lo betah di sini biar kita bisa bareng-bareng terus."

Esha mengangguk, ia pun berharap hal yang sama.

"Oh iya, sebentar lagi MH bakal ulang tahun dan lo harus datang nanti karena acaranya pasti bagus," ucap Clara.

Allisya memajukkan sedikit tubuhnya, meminta yang lainnya untuk ikut mendekat. "Satu lagi, Sha biasanya kita bisa ketemu anaknya pak bos. Lo juga harus lihat dia," ujarnya dengan sedikit berbisik.

"Ok." Esha setuju walaupun ia tak mengerti dengan orang-orang yang disebutkan oleh Allisya. Sebagai karyawanan MH sudah semestinya ia menghadari perayaan kantornya bukan?

The Right Woman On The Right Place [END]Where stories live. Discover now