2.1 Bella The Doll

15 4 3
                                    

Sepertinya tidak ada anak laki-laki di dunia ini yang bermain dengan mainan anak perempuan. Kecuali aku.

Sebenarnya aku heran, mengapa ibuku memberikan hadiah boneka perempuan setiap hari ulang tahunku. Sudah jelas aku ini laki-laki. Aku lebih suka bermain mainan robot, mobil-mobilan, dan action figure. Bahkan tidak hanya di hari ulang tahunku, ibuku bahkan membeli satu boneka perempuan setiap akhir Oktober. Setiap aku bertanya, Ibu hanya membalas dengan gertakan. Hingga sekarang, aku tak berani bertanya lagi dan hanya menerima apa yang Ibu berikan kepadaku.

Tiba-tiba perutku berbunyi. Saat aku menuju meja makan, ternyata tidak ada apapun di atasnya. Aku menuju ke kamar Ibu. Tanganku mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban. Atau jangan-jangan… Ibu sedang berada di ruangan itu?

Aku berjalan ke lantai atas untuk mencari Ibu. Jika tidak berada di dalam kamar, Ibu pasti sedang berada di ruangan itu. Sebagian besar waktu Ibu habiskan berada di ruangan itu. Pernah sekali aku ingin menemaninya di dalam ruangan itu, tapi aku tidak tahan akan aura aneh yang mengelilingiku.

Tok.. tok… Aku mengetuk pintu pelan.

“Kleo?”

“Iya, Bu. Ini aku,” balasku pelan.

Aku terkejut bukan main ketika melihat boneka perempuan yang dibawa Ibu saat ia membukakan pintu untukku. Mata bulatnya yang besar, rona merah muda pekat di pipinya, rambutnya yang seperti rambut asli, serta wujudnya yang seperti manusia jelas membuatku takut. Saking kagetnya, sepertinya ekspresi wajahku terlalu berlebihan. Aku menyadarinya karena tatapan Ibu yang langsung berubah.

“Mengapa kau melihat Amelia dengan tatapan aneh?!” Gertakan Ibu membuat nyaliku menciut.

“Maaf, Bu. Aku hanya lapar. Aku ingin makan malam bersama Ibu.”

Ibu berkacak pinggang. Ia kembali ke dalam ruangan untuk menaruh bonekanya yang bernama Amelia tadi. Aku melihat sedikit isi di dalam ruangan itu karena pintunya yang tidak tertutup rapat. Satu ruangan 3 x 4 meter itu penuh dengan boneka anak perempuan yang dikoleksi Ibu. Beberapa diantaranya adalah boneka yang Ibu berikan sebagai hadiah ulang tahunku.

Bibi Ayu sudah tidak bekerja di rumah sejak beberapa tahun yang lalu. Aku cukup dekat dengannya karena ia yang selalu merawatku saat Ibu sedang banyak pekerjaan dan tidak punya waktu bersamaku. Dulu Ibu pernah mengalami stress yang cukup parah, tapi dulu aku tidak mengerti apa yang membuat Ibu seperti itu. Mungkin karena pekerjaannya. Di saat-saat seperti itu, Bibi Ayu selalu membuatkanku makanan yang enak dan bermain denganku. Tapi sekarang Ibu selalu di rumah dan Ayah yang bekerja. Meskipun begitu, aku tidak terlalu merasakan adanya perbedaan dengan Ibu yang dulu selalu sibuk bekerja di kantor dan Ibu yang sekarang selalu berada di rumah.

“Ini Ibu buatkan telur dadar dan sayur sop. Dihabiskan, ya, Ibu mau ke atas lagi.” Setelah bicara seperti itu, Ibu langsung pergi dari hadapanku.

Pasti Ibu akan berdiam diri lagi di ruangan boneka itu. Aku hanya bisa menikmati makan malam ku dengan pasrah.

Tunggu. Aku baru ingat besok adalah hari terakhir di bulan Oktober. Itu artinya Ibu akan memberiku satu lagi boneka perempuan kepadaku.

The Untold Secretober (End✅)Where stories live. Discover now