6.2 The Child

5 4 1
                                    

"Damien, kenapa di dalam saja? Ayo keluar dan bermain dengan teman-teman mu," ajak ku sambil mengulurkan tangan. Setelah berkeliling panti, ternyata Damien masih duduk di dalam kamarnya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. 

Damien hanya menggeleng lesu. Wajahnya sekarang tampak lebih pucat. 

"Ikut saya, yuk. Saya akan membuatkan makanan spesial untukmu," tawarku dengan nada lebih ceria. Melihatnya tersenyum walau sesenti membuat hatiku lebih lega. 

"Silahkan. Makanlah," kataku sambil menaruh piring berisi nasi dan omelet keju. 

"Te…terima kasih." 

Matanya mengerjap saat memasukkan suapan pertama ke dalam mulutnya. Apakah ia tidak suka masakan ku? 

"Kamu tidak suka omelet, ya? Oh! Aku lupa sausnya," tambahku, "ini saus pedasnya, sepertinya makan omelet dengan saus akan jauh lebih enak," lanjutku seraya menaruh botol saus di meja. 

Kulihat matanya berbinar menatap saus pedas itu. Damien langsung menuangkan saus ke piringnya dengan bersemangat. Namun setelah melahap suapan keduanya dengan banyak saus di atasnya, ia langsung terbatuk-batuk. Segera aku mengambil air dan ia langsung menyambar gelas dari tanganku. 

*** 

Tok! Tok! Tokk! Tok! Tookk!! Aku membuka mataku karena suara ketukan pintu yang sangat berisik. Siapa yang mengganggu tidurku malam-malam begini? 

Setelah kubuka, berdiri Eldo dan Henry dengan mata yang bengkak. "Mama Tia!! Cepat lihat ke kamarku!!" 

Kedua anak itu langsung menarik tanganku dan berlari dengan kaki kecilnya. Aku mengikuti mereka sampai hampir kehabisan napas. Namun sedetik setelah aku melihat isi kamar mereka, detak jantungku seakan berhenti dari ritmenya. 

"JUAN!!" 

Segera aku memeriksa kondisi teman sekamar Eldo dan Henry. Sekujur tubuhnya pucat dan dingin. Matanya terbuka namun tak ada udara yang keluar dari hidungnya. Tapi ada sesuatu tertangkap dalam pandanganku. Terdapat dua luka bolong di lehernya dan menyisakan darah di sekitarnya. Aku melirik jendela kamar yang terbuka lebar.

"Anak baru itu tiba-tiba masuk ke dalam kamar kita, Mama. Tadi ia kabur melompat lewat jendela…" 

"Aku takut, Mama Tia…" 

The Untold Secretober (End✅)Where stories live. Discover now