15.2 The Treat

7 2 0
                                    

Sudahlah, buat apa aku memikirkannya. Aku pun menutup pintu. Aku bersiap untuk menyantap pie labu buatanku sendiri.

"Mmh… Ini enak sekali!" seruku setelah menyuap suapan pertama. Resep Ibu memang mujur sekali.

Setelah menghabiskan satu potong pie, aku melihat lagi permen kapas putih itu. Aku mengambilnya dan memasukkan gulali itu ke dalam mulut. Rasanya tidak terlalu buruk, sama seperti permen kapas pada umumnya, manis.

Aku melihat jam dinding. Masih empat jam lagi sampai aku bisa menelepon keluargaku, karena perbedaan zona waktu di tempatku yang lebih cepat.

Daripada bosan, aku memutuskan keluar dan membagikan permen kepada anak-anak yang sedang berkeliling mengucapkan "trick or treat?"

Ternyata rumah tetangga yang lainnya juga dipenuhi hiasan bertema Halloween. Ada yang menaruh labu ukir di halamannya bahkan sampai membuat jaring laba-laba besar yang menggantung di atap. Jalanan pun terang karena banyak lampu hias yang dipasang di luar.

"Awas!!" Tiba-tiba aku didorong seseorang dari belakang sampai aku terjatuh ke tanah.

Tiga detik kemudian, pohon yang berada di samping trotoar tumbang sampai membuat tanah bergetar. Jika aku masih berjalan di situ tadi, sepertinya aku sudah tertimpa batang pohon sebesar tiang listrik itu.

Tapi siapa yang barusan mendorongku?

Saat aku berusaha untuk berdiri, tiba-tiba muncul seseorang dengan sayap di punggungnya di hadapanku. Ia mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.

"Siapa—"

"Aku malaikat pelindungmu, Shannon. Aku yang mendorongmu tadi. Maaf membuatmu sampai terjatuh," katanya dengan ekspresi khawatir.

"Ka … Kau yang tadi memberiku permen kapas?"

"Bukan. Itu tadi anak buahku. Permen kapas itu diberikan kepada orang-orang terpilih agar mereka bisa melihat malaikat pelindung mereka."

"Aku orang terpilih? Apa maksudnya?"

"Kau menjadi yang terpilih supaya kau tidak kesepian lagi," balasnya dengan senyum ramah.

Aku terdiam sejenak berusaha mencerna kata-katanya. Aku memperhatikannya dari bawah sampai atas, putih dan bersinar. .

"Tapi terima kasih karena telah menyelamatkanku tadi," kataku dengan membungkukkan badan.

"Memang itulah tugas malaikat pelindung."

"Jadi, setelah ini aku akan selalu bisa melihatmu?"

"Betul sekali. Aku akan selalu berada di sisimu. Aku juga akan melindungimu dari bencana seperti tadi dan aku akan bertarung jika nanti malaikat maut mendekatimu."

Kata-katanya barusan membuatku takjub sekaligus merinding.

The Untold Secretober (End✅)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें