14.1 The Braid

2 2 0
                                    

Salju turun dengan lebat hingga menutupi seluruh permukaan tanah. Aku berusaha terus berjalan walaupun rasanya kaki ini seperti terjerembab setiap kali aku melangkah. Udara dingin masih bisa menembus ke kulitku, walaupun aku sudah memakai tiga lapis baju tebal dan satu jaket berbulu di bagian leher.

Aku membetulkan posisi tas yang ku gendong agar tidak miring. Minggu ini adalah giliranku menjaga rumah almarhum Ibu. Aku dan keenam kakakku selalu bergantian untuk sesekali mengunjungi rumah Ibu yang terletak di desa dekat hutan.

Akhirnya aku sampai di depan rumah kecil itu. Halaman depan tertutup hamparan salju. Aku pun membuka pintu dengan kunci dan masuk ke dalam.

"Ah … Hangat sekali di sini," monolog ku.

Aku melihat keadaan sekitar. Tidak terlalu berantakan. Kakak-kakakku memang pandai membersihkan rumah.

Aku akan memulai dari menyapu, mengepel, kemudian membersihkan peralatan lainnya. Waktu berjalan cukup lambat namun akhirnya matahari akan segera tenggelam. Udara dari tadi pagi masih saja belum berubah.

Aku memutuskan untuk membuat teh hangat sebelum tidur. Setelah menghabiskan satu cangkir, aku merebahkan diri di atas kasur. Aku melapisi diri dengan selimut karena sepertinya hawanya semakin dingin.

Prangg!! Tiba-tiba ada suara datang dari dapur.

Apakah itu barang yang jatuh? Padahal tadi aku sudah merapikan semuanya. Biarlah, besok saja kubereskan. Aku terlalu malas untuk mengangkat badanku lagi. Udara dingin yang berhembus meninabobokan ku sehingga aku terlelap.

The Untold Secretober (End✅)Where stories live. Discover now