ALAGAN [24]

31.7K 1.5K 52
                                    

Bagian 24

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 24

"Putuskan gadis itu."

Mata Argan terbelak. "Maksud Papa apa?!"

"Papa mau, kamu putuskan pacarmu itu secepatnya," jelas Damar dari nadanya tak terbantahkan.

Argan berdecak, masih tak habis pikir dengan perkataan papa angkatnya itu. Why? dari sekian banyak perempuan yang pernah Argan pacarin, kenapa baru kali ini Papanya ikut mencampuri masalah hubungannya? sangat aneh bukan? Tapi mengingat bagaimana sifat Papanya itu, Argan tau bahwa beliau tak pernah main-main dengan ucapannya.

"Apa alasannya?" tanya Argan kembali.

Dengan nada tenang, Damar menjawab. "Papa sudah menjodohkan kamu." Jedak 3 detik, "Dan Papa yakin, kamu pasti suka dengan gadis pilihan Papa."

Argan tertawa pelan, lalu ekspresinya kembali datar. "Bagaimana kalo aku menolak?"

"Papa akan cabut semua fasilitas mewah yang Papa berikan ke kamu, termaksud apartemen yang kamu tempati."

Sudut bibir Argan terangkat, ah sekarang dia tau bahwa di dunia ini tak ada yang gratis. Semuanya mengharapkan timbal balik, bahkan keluarganya sendiri.

Seutas senyum terbit di wajah Damar, melihat Argan yang terdiam. Ia yakin putranya itu pasti tak akan sanggup menolak. Lagi pula siapa yang mau hidup susah? apalagi sebelumnya selalu hidup berkecukupan. Sangat mustahil bukan?

"Bagimana kamu setuju bukan?" Nada antusias Damar, membuat Argan tersenyum tipis. "Gadis itu juga sebentar lagi tiba. Kalian bisa berkenalan dulu, Papa yakin kamu pasti langsung terpesona padanya."

"Secantik itu kah?" tanya Argan dengan alis terangkat sebelah.

"Tentu saja!" Damar tersenyum senang. "Jadi kamu setujukan?"

Argan menyeringai. "Sayangnya tidak, gadisku sudah cukup cantik. Bahkan berkali-kali lipat cantik bagiku."

Mata Damar terbelak, rasanya ia seolah diterbangkan ke langit ketujuh lalu dihempaskan ke bumi sekejap mata. "Kamu!" geram Damar.

"Saya permisi." Argan bangkit dari posisinya setengah membungkuk. Lalu berjalan menuju pintu keluar, namun langkah itu sempat terhenti mendengar perkataan Damar.

"Kamu boleh menolaknya sekarang, tapi ingat cepat atau lambat Papa yakin kamu akan datang dan menyetujui perjodohan ini!" peringat Damar yang di abaikan begitu saja oleh Argan, karena cowok itu kembali melanjutkan langkahnya dan melengos keluar dari ruangan tersebut.

Sepeninggal Argan, helaan napas Damar terdengar. Pria itu menyadarkan tubuhnya pada sisi sofa seraya memijat pelipisnya yang terasa pening. Sungguh bukan maksud Damar ingin bersikap kejam pada Argan, tapi semua ini dia lakukan untuk kebaikan anak itu. Damar tak ingin anak itu terluka lebih dalam lagi, sudah cukup baginya hidup menderita tanpa merasakan kasih sayang dari orang tua kandungnya.

ALAGAN || Musuh Tapi DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang