ALAGAN [47]

19.5K 840 225
                                    

Bagian 47

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagian 47

Rian menatap bangunan kokoh di depannya dengan ekspresi sulit diartikan. Selepas mendapat kabar dari rekan kerjanya dulu, Rama. Tentang seseorang yang menfitnahnya dan membuat ia di pecat dari perusahaan. Pria itu langsung bergegas menuju kantor kejaksaan, tempat dimana Heru bekerja.

Sebuah seringai muncul di sudut bibir pria itu. Entah motif apa Heru sampai menghancurkan hidupnya. Balas dendam kah? tapi untuk apa? mereka berdua sama-sama brengsek, yang bahkan tak ada bedanya.

Melangkah lebar menuju meja resepsionis, Rian hendak menyerukan kedatangannya untuk bertemu dengan Heru. Namun belum sempat berbicara, bersamaan dengan itu sosok Heru keluar dari dalam lift.

Segera saja Rian bertepuk tangan keras. Membuat atensi semua orang yang dI sana memusat padanya. Hal itu pun tak luput dari pandangan Heru, jelas pria itu terkejut. Mendapati kedatangan Rian yang tiba-tiba.

"Gue rasa, gelar jaksa enggak cocok buat lo."

Tepat sasar!

Wajah Heru langsung memucat, seolah sadar arah pembicaraan apa yang ingin Rian sampaikan. Buru-buru sebelum dirinya dipermalukan di depan umum, Heru lantas menyuruh Rian mengikutinya untuk bicara empat mata. Di satu ruangan yang pasti kedap suara.

"Maksud lo apa dateng ke sini?" Tanpa bahasa sopan santun, Heru menatap Rian menusuk sekaligus penuh permusuhan.

Rian menyeringai, lantas menduduki sofa di ruangan itu seraya bersandar. "Balikin nama baik gue."

Heru mendengus sinis. "Sejak kapan mantan napi, punya citra yang baik."

"Kalo gitu, balikin gue keposisi gue semula." Rian menyambar sebotol air mineral di atas meja dan menegaknya.

Heru terkekeh, lalu turut duduk di sofa yang bersebrang dengan Rian. "Lo ngelawak? lo dateng ke sini aja gue enggak tau tujuannya apa?"

Meskipun sadar tujuan Rian mendatanginya. Heru masih bersikeras pura-pura bodoh dan tidak tau apa-apa.

"Perlu gue kasih paham?" Dengan nada rendah Rian berujar. Jujur dia cukup terpancing emosi, atas sikap Heru yang pura-pura bodoh itu. Namun ayolah, untuk apa Rian mengelurkan tenaga untuk pria itu jika dia sendiri memegang kartu As nya.

"Silahkan." Secara acuh Heru membalas serta memposisikan kedua tangannya di depan dada. Tak lupa ekspresi wajah angkuhnya.

Rian menahan diri untuk tidak tertawa. Lalu mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya dan memutar rekaman suara. Dimana isi dari rekaman itu berisi percakapan dirinya bersama kedua orang tua Heru.

"Gue rasa ini bakal jadi berita besar, petinggi
Viros grup adalah dalang dibalik pemerkosaan yang menimpah mantan artis ternama Riana Kamelia."

"Lo!" Heru berdiri yang lantas mengcekram sisi leher pria itu. Emosinya benar-benar tersulut.

ALAGAN || Musuh Tapi DatingWhere stories live. Discover now