ALAGAN [46]

18.3K 920 169
                                    

Bagian 44

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 44

Alaka menggelengkan kepalanya berulang. Perkataan Rian tadi masih berdengung di telinganya.

"Inget ya Al, saya adopsi kamu buat jadi anak penurut bukan pembangkang! kalau kamu enggak sudi ikutin kemauan saya. Silahkan angkat kaki dari sini. Saya enggak butuh anak yang cuma buat malu saya apalagi enggak berguna."

Apa itu artinya, dirinya akan kembali dibuang?

Ditinggalkan lagi?

Tidak! Alaka tidak mau!

Cukup sekali ia merasakan dibuang oleh keluarganya, Alaka tak ingin kehilangan Rian maupun Silla. Mereka adalah pasangan yang memberinya rasa cinta, kasih sayang, serta rasa hangat yang tak pernah Alaka dapatkan dari kedua orangtua kandungnya.

Bahkan yang ada diingatan masa kecilnya, Alaka hanya tahu ibunya seorang wanita penghibur dan sang ayah lelaki pemabuk hobi berjudi. Lalu saudara kembarnya yang Alaka kira hadir untuk menjadi pelindung justru pergi meninggalkan.

Alaska

Sosok yang ia rindukan sekaligus Alaka benci.

"Bang Alas mau kemana?"

Alaka kecil kala itu hanya dapat berkacak pinggang. Menatap sebal ke arah si kembaran yang tengah memasukan pakaian ke tas.

"Abang mau ke rumah Om itu sebentar." Alaska bangkit seraya menyampirkan tas ke sisi bahu. Melangkah menghampiri Aliska yang berdiri dekat pintu kamar mereka.

"Abang enggak ninggalin Alis 'kan?"

Alaska menggeleng. "Enggak, Abang janji cuma sebentar. Nanti Abang balik bakal jemput Alis."

"Janji?" Gadis kecil itu mengulurkan jari kelingkingnya.

Alaska mengulum senyum seraya menautkan jemari mereka. "Janji."

Pembohong!

Nyatanya sejak hari dimana Alaska pergi, cowok itu tak pernah kembali. Bahkan saat dirinya dibuang oleh sang ibu, Alaka masih berharap saudara kembarnya itu datang dan menjemputnya.

Miris, semua itu hanya angan bagi Alaka kecil. Tinggal di panti pun tak semenyenakan yang dilukiskan orang-orang, Alaka dijauhi dan tak miliki teman. Hingga ia usia 8 tahun keluarga Rian datang dan mengadopsinya.

"Al..." Usapan lembut diberikan Silla pada bahu putrinya, kontak Alaka mendongak.

"Mama---maafin Ala." Sebulir cairan bening itu mengalir dari pelupuknya. "Jangan buang Ala, please. Ala janji bakal nurut sama Mama dan Papa."

"Enggak, Nak..." Silla menghapus jejak basah di pipi putrinya dan lantas memeluk Alaka. "Mama dan Papa enggak akan ninggalin kamu."

"Maafin Ala, Ma---maaf." Dipelukan sang ibu Alaka teringsak, sadar atas kesalahan yang dirinya buat. Harusnya dia tau posisi serta membuang jauh-jauh perasaannya terhadap Argan.

ALAGAN || Musuh Tapi DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang