ALAGAN [38]

18.4K 927 230
                                    

Ramaikan komen kalian di tiap paragraf 🦋


Jangan lupa di vote ❤

Jangan lupa di vote ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 38

Surya berjalan pelan lewati lorong rumah sakit sembari menenteng sebuah paper bag. Langkah pemuda itu baru terhenti saat tiba di ruang ICU. Sebelum masuk Surya mengembuskan napas sejenak, ini adalah hari kelima ia menjenguk Bianca tepatnya setelah kecelakaan itu dan kondisi adiknya masih koma paska menjalani operasi.

Meletakan paper bag tersebut di meja kecil, Surya duduk di sebelah brankar Bianca sambil mengusap pelan tangan mungil adiknya yang terpasang infus serta ventilator masih bertengger di hidungnya. Surya tersenyum pedih, andai dia bisa menggantikan posisi Bianca dengan rela Surya menukarnya.

"Bia apa kabar?" Sebisa mungkin Surya menahan air matanya yang hendak jatuh. "Gak bosen bobo terus, gak kangen abang?"

"Abang kangen banget lho sama Bia." Kini Surya berganti mengusap lembut kepala adiknya yang terpasang perban. "Bia inget gak, Ini hari apa?"

"Iya bener---ini hari ulang tahun Bia."

Pertahanan Surya runtuh, cowok itu teringsak pelan dengan satu tangan membekap mulutnya rapat-rapat. Ia harus kuat! tidak boleh terlihat lemah.

Mengusap kasar air matanya yang terus mengalir Surya lantas tersenyum lebar ke arah Bianca.

"Sesuai janji abang beliin Bia ayam. Tapi gak cuma ayam, abang beliin juga Bia kue ulang tahun. Jadi Bia cepet bangun ya." Cowok itu kembali meraih tangan mungil adiknya lalu mengecupnya lembut. "Nanti kita tiup lilin bareng-bareng."

Surya melepas tangan mungil Bianca, kala merasakan ponsel di sakunya berdering. Melihat nama Tian di layar ponsel, buru-buru ia menjawab.

"Hallo Yan, ada apa?"

"Ada apa ada apa tolol lo?! cepet ke markas."

"Tapi Yan gue---"

"Anjing! bacot sekali lagi abis lo sama gue."

"Sorry Yan, gue bakal ke sana sekarang."

Secara tergesa Surya bangkit dan memasukkan kembali ponselnya. Lalu mengecup jemari Bianca singkat. "Bia abang pergi dulu, nanti abang balik lagi. Tunggu abang ya?"

Surya hendak melepas jemari Bianca, tapi ia mendadak tertegun saat jemari itu justru bergerak demikian pula mata Bianca yang perlahan terbuka.

ALAGAN || Musuh Tapi DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang