ALAGAN [48]

17.7K 840 391
                                    

Bagian 48

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagian 48

Tidak butuh waktu lama, pihak polisi sampai di kediaman rumah Argan. Cowok itu langsung di ringkus tanpa adanya perlawanan. Sementara jasad Rian mereka larikan ke rumah sakit, untuk melakukan autopsi pada tubuh korban.

Kini Argan berada di ruang introgasi, beberapa polisi serta seorang detektif memaksanya agar menceritakan kronologi sedetail mungkin. Namun jawaban yang Argan berikan kurang memuaskan mereka. Cowok itu hanya berdalih terpancing emosi karena Rian tidak merestui hubungannya dengan Alaka.

Tentu saja mereka meragukan hal tersebut, meski bukti yang mereka dapatkan mengarah pada cowok itu. Di tambah kasus ini berhembus begitu cepet, para wartawan berbondong-bondong datang ke kantor polisi guna mendapatkan informasi lebih lanjut.

Selain karena Argan, putra dari CEO Andijaya grup sebuah perusahaan bisnis property yang memiliki saham tertinggi serta anak perusahaan di berbagai kota. Nama mantan artis terkenal Riana Kamelia pun ikut terseret, di rumorkan dia ibu kandung Argan yang mengalami gangguan mental serta anak di luar nikah, tentu hal tersebut berhasil menghebohkan publik.

Damar dan sang istri yang berada di Surabaya pun langsung terbang menuju Jakarta dan mendatangi kantor polisi.

Argan keluar dari sel, saat seorang petugas memberitahukan bahwa kedua orang tua angkatnya datang.

Langkah pemuda itu mengikuti si petugas yang membawanya masuk pada satu ruangan. Di mana hanya terdapat Damar dan Ranti di dalam, menarik salah satu kursi Argan duduk berhadapan dengan mereka.

Tak lama si petugas yang mengantar Argan keluar, baru lah Damar membuka suara.

"Jelaskan pada Papa yang sebenarnya terjadi
Argan. Papa tau bukan kamu pelakunya." Tangan Damar terulur, memegang jemari putranya. Memohon agar Argan mau terbuka padanya.

Sudut bibir cowok itu tertarik keatas, ia melepaskan genggaman tangannya dari  Damar. Kontak pria itu menghela napas kecewa.

"Argan...." panggil Damar lirih.

Cowok itu menatap kedua orang tuanya seksama, sekali lagi mengulas sebuah senyuman. "Maaf, Pa, Mom. Ini jalan terbaik yang Argan pilih. Biar Argan yang menanggungnya."

Dari pancaran mata anak itu, baik Ranti maupun Damar pada akhirnya menyadari. Bahwa anak tersebut hanya ingin melindungi ibu kandungnya.

"Tapi, nak." Ranti menggelengkan kepala, menolak keputusan yang putranya ambil. "Apa kamu benar-benar yakin? mungkin ada cara lain nak, kita bisa cari sama-sama solusisnya. Ya? Mommy mohon."

"Tidak perlu Mom, Argan akan baik-baik saja di sini. Mommy enggak perlu khawatir."

Ranti membekap mulut tak percaya, air matanya menetes. Ya Tuhan, mengapa penderita yang anak itu alami tak kunjung berhenti. Mengapa lagi-lagi harus ia yang berkorban?

ALAGAN || Musuh Tapi DatingWhere stories live. Discover now