ALAGAN [49]

20.7K 885 277
                                    

Bagian 49

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagian 49

"Alasan gue lakuin itu, karena bokap lo adalah bokap gue juga." Cowok itu berbisik pelan di telinga Alaka. Lalu tangannya bergerak mengelus puncak kepala gadis itu lembut. "Lucu 'kan?"

"Maksud lo?" Alaka mendongak, balik menatap cowok itu. Mencari jawaban lewat pancaran matanya.

Sadar si gadis mundur satu langkah, satu tangan membekap mulut. Tak menyangka takdir begitu sesempit itu, bagaimana mungkin dari banyaknya manusia harus Rian yang menjadi ayah biologis Argan.

"Jangan bilang lo ngira kita sedarah..."

Manik cowok itu berembun yang lantas tertawa hambar. "Kenyataanya emang gitu 'kan?"

Alaka menggeleng, sorot matanya ikut berkaca.

"Gue tau ini menyakitkan buat lo, tapi kita enggak bisa menentang takdir Al." Argan meraih kedua pundak gadis itu, meremasnya lembut. "Lo adek gue dan gue harap setelah lo tau fakta ini. Lo bisa lupain gue."

Cowok itu menarik senyum paksa, lalu tangannya beralih mengelus puncak kepala Alaka. "Tolong bahagia, walau tanpa gue ya Al?"

Air mata gadis itu luruh, mengapa di saat sepertinya ini dia baru tau alasan Argan melepasnya. Kenapa cowok itu tidak jujur dari awal?

Kenapa dia malah menutupinya?

Hingga segalanya menjadi rumit sekarang.

"Jangan nangis, lo bikin gue makin sakit Al." Sorot penuh luka terpancar dari manik cowok itu, tapi jemarinya bergerak mengusap jejak basah dipipi si gadis.

Tangan cowok itu hendak menjauh tapi secepat itu pula Alaka menahannya. Ia maju selangkah dan menakup kedua pipi cowok itu, lalu mengecup bibirnya singkat.

Argan tertegun.

"Al...." Argan menegur, tidak seharusnya Alaka melakukan hal itu. Ini salah sebab mereka...

"Gue cuma anak angkat."

Kedua mata Argan membola. "Lo bilang apa barusan?"

Alaka tak langsung menjawab, tapi tangannya bergerak mengelus rambut cowok itu.

"Gue anak angkat mereka, kita gak sedarah Ar." Manik mata gadis itu menatap Argan dalam.

Di detik itu pula Argan meraih pinggang Alaka, memeluknya erat dan langsung membungkam bibir ranum gadis itu. Melumatnya atas bawah, sedikit menggigit agar bibir itu terbuka. Lalu benda tak bertulang itu menerobos masuk, saling membelit, menyesap satu sama lain.

ALAGAN || Musuh Tapi DatingWhere stories live. Discover now