ALAGAN [29]

27.9K 1.3K 40
                                    

Bagian 29

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Bagian 29

"Tuhkan, kita telat." Alaka berdecak, sembari menghembuskan napas kesal. Ketika melihat pintu gerbang sekolahnya sudah tertutup. "Gara-gara lo nih!"

"Kan bisa lewat belakang Yang." Argan turun dari motornya. Membuka helm dan membenarkan tatanan rambut.

Alaka mendengus. "Gue manjat lagi gitu? ogah!"

Alis Argan terangkat, ia seakan berpikir. Kemudian cowok itu kembali mengenakan helm dan naik ke atas motornya. "Kalo gitu kita bolos aja."

"Eh! gak gitu juga ya---ARGAN!" belum sempat Alaka menyelesaikan ucapannya, Argan lebih dulu memacu kecepatan motornya. Secepat kilat pun mereka berdua meninggalkan area sekolah.

Sepanjang perjalanan Alaka memeluk Argan erat, kalau tidak mungkin ia akan terpental jatuh. Cara berkendara Argan benar-benar gila, atau ini hanya modus saja biar Alaka memeluknya? Entahlah Alaka tak mengerti dengan jalan pikiran cowok itu, kini yang Alaka pikirkan Argan akan membawanya kemana?

Menghabiskan waktu 1 jam, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan, yang ternyata adalah taman hiburan. Melihat begitu banyaknya wahana mainan, ingatan Alaka terlempar ke masa lalu. Dulu ia sering kemari dengan Papanya sewaktu kanak-kanak, namun saat mengijak usia remaja Rian mulai membatasi waktunya. Alaka jarang diijinkan keluar rumah jika itu bukan hal penting, keluar pun jika Mamanya mengajak dia berbelanja di mall. Selebihnya kegiatan yang Alaka lakoni hanya sekolah, belajar, dan mengikuti les private.

Beberapa kali, Silla sering mendorong Alaka, bahwa ia boleh menolak jika Rian terlalu mengekang hidupnya, tapi Alaka hanya diam menurut, sebab dia sadar dan tau posisinya.

Kebahagian kedua orangtuanya jauh lebih penting bagi Alaka, jadi sebisa mungkin Alaka melakukan hal-hal yang membuat mereka senang dan juga bangga. Tapi apa sekarang masih bisa?

Alaka termangun, pertanyaan itu perputar di kepalanya. Alaka sudah melanggar janjinya untuk tidak berpacaran, walau awalnya ini karena terpaksa tapi kini Alaka mulai menikmatinya. Alaka merasa nyaman dan bahagia di samping Argan, cowok itu punya cara tersendiri untuk melindunginya dan membuatnya merasa aman.

Apakah Alaka nanti sanggup melepaskan Argan, jika hubungan ini diketahui oleh Papanya itu? Alaka benar-benar tidak tau, satu sisi ia menyayangi Rian dan tak ingin Papanya kecewa. Namun sisi lain Alaka mulai mencintai Argan.

"Al." Argan melambaikan tangannya di depan wajah gadis itu berulang kali. Niatnya mengajak Alaka kemari karena ingin membuat gadis itu senang, anehnya Alaka justru melamun seperti orang kesambet. Enggak mungkin kan pagi-pagi begini gadis itu kesurupan?

Argan menatap sekeliling, tempat ini ramai. Mana mungkin ada setan! terang begini pula.

"Al, lo gak kesambet 'kan?" tanya Argan sekali lagi.

Alaka mengerjap, mulutnya membuka. "Hah?"

Menghela napas Argan tersenyum lega, syukurlah gadis itu merespon. "Lo gakpapa?"

ALAGAN || Musuh Tapi Datingजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें