ALAGAN [43]

17.7K 940 193
                                    

Bagian 43

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagian 43

"Dengerin aku---"

"Penjelasan lo enggak penting! satu yang harus lo inget. Mulai detik ini jangan muncul lagi di depan gue! paham?!" Tekan cowok itu dengan nada dingin lalu di lepasnya tangan Alaka dari lengannya.

Sorot luka terpancar dari manik gadis itu, tapi sebisa mungkin Alaka menekan sesak yang kini menghimpit rongga dadanya. Bahkan ia mengusap kasar air matanya yang kembali terjatuh.

"Semudah itu?" katanya lirih.

"Ya." Argan membuang muka ke arah lain. Sungguh dia sendiri tak tega menyakiti Alaka seperti ini, tapi mau bagaimana lagi. Yang ada di pikiran Argan sekarang mereka itu sedarah, jadi tidak mungkin bukan hubungan ini berlanjut?

Alaka tertawa kosong, masih tak menyangka Argan membuangnya begitu mudah. Setelah semua yang mereka lalui, bahkan hati yang sepenuhnya Alaka serahkan pada Argan. Pria yang Alaka kira akan menjadi cinta pertama dan terakhirnya.

Kini musnah sudah!

Harapan yang berakhir menjadi angan-angan, kecewa serta rasa sakit.

"Kenapa?"

"Lo gak perlu tau."

Alaka tersenyum getir, lantas mengangguk. "Oke, kalo itu emang keputusan kamu. Aku terima, makasih buat rasa sakitnya."

Tanpa mau berlama-lama, gadis itu segera berbalik badan dan melangkah pergi dari hadapan cowok itu.

Sepeninggal gadis itu tubuh Argan merosot. Air mata yang sejak tadi ia tahan luruh. Bukan hanya sama-sama sakit tapi Argan juga begitu menyesal. Andai dia diberi dua pilihan Argan tidak akan mengambil jalan ini. Jalan yang berakhir dengan menyakiti Alaka.

"Maaf Al--- maaf," gumam Argan lirih lantas mengusap kasar wajahnya.

Suara gemuruh terdengar saling bersahutan, menandakan sebentar lagi hujan akan turun. Argan yang semulanya terdiam segera bangkit kala teringat Alaka. Dibuka pintu apartemen tersebut, lantas meraih sebuah payung dan bergegas lari mengejar Alaka. Dia harap gadis itu masih berada di lobi.

Tepat ketika Argan sampai di lobi, ia melihat punggung gadis itu tengah berjalan menembus hujan. Tampak tidak mempedulikan bajunya yang basah kuyup atau tubuhnya yang bergetar kedinginan.

Lagi-lagi perasaan sesal menghujam Argan bertubi-tubi. Apa dirinya begitu kejam? apa luka yang ia torekan sangat menyakiti gadis itu?

Argan bergegas lari menyusul langkah gadis itu dengan payung sedikit bergoyang sebab hembusan angin cukup kencang.

"Al---tunggu." Secara sigap Argan menarik lengan Alaka dan memutar tubuh gadis itu agar berteduh di bawah payungnya.

Sorot keduanya bertemu, jelas terpancar luka yang sama.

ALAGAN || Musuh Tapi DatingWhere stories live. Discover now