5. "apakah kau tidak bosan merasa setengah mati?"

253 50 22
                                    

"Apakah kau tidak bosan merasa setengah mati?"

Yoongi membuat kerutan di dahinya mendengar pertanyaan itu sebab bukan karena pertanyaannya menyinggung tapi dirinya yang memang baru saja memutuskan beberapa hal termasuk pindah ke Everee karena sudah terlalu bosan merasakan 'setengah mati' itu sendirian.

"Lucu kau menyebutnya setengah mati, manusia yang sepenuhnya hidup," gumamnya mencemooh balik. Tapi Ellena pun tak sama tersinggungnya, fakta dirinya adalah seorang manusia yang seratus persen bernafas dengan kedua paru-paru yang berfungsi normal. "Apakah jika kau jadi aku kau bakalan bosan?"

Bahunya mengedik. "Aku hampir mati kebosanan jika tak ada perpustakaan itu dan buku-buku. Apa yang kau lakukan di kehidupanmu sebelumnya kalau begitu?"

Mereka duduk di perbatasan tebing yang tak terlalu tinggi dengan laut sebagai pemandangan luas di depan dan di bawah dan dimana-mana kecuali jika menengok ke belakang. Mengayunkan kaki meski Elle belum mengetahui darimana keberaniannya bisa sebesar ini duduk tanpa tali pengaman pula dengan angin yang kencang. Ini yang Yoongi sebut tur kehidupan vampir untuk membuatnya takut.

"Aku membantu orang tuaku berjualan di pasar," katanya sambil tertawa, lalu Elle kebingungan mengapa pria itu harus tertawa. Dibalas, "Sudah ribuan orang yang tanya pertanyaan yang sama."

Maniknya berputar. "Jadi apa yang belum pernah ditanya orang lain?"

"Kau penasaran tentangku sekarang?"

Gadis itu benar-benar tak percaya dengan tipuan obrolan yang menyenangkan ini nyatanya masih tetap menyebalkan saja vampir itu. "Jangan percaya diri. Apa yang kau ingin tunjukkan padaku hari ini? Laut?"

"Apakah kau sudah tahu apa itu kekuatanku?"

Elle mengedikkan bahunya acuh. "Kelemahanmu."

"Kau bilang aku penipu, ingat?"

Birunya menabrak iris merah menyeramkan itu. Seperti seluruh darah yang diisap merasuk semuanya menjadi zat melanin yang kelam. Selanjutnya ketika pria itu mengedip, Elle baru menyadari kalau ia sempat terpaku menatap merahnya beberapa saat yang canggung. "Y-ya."

Yoongi menarik satu sudut bibirnya ke atas sebelum membuang tatapannya ke laut lepas supaya dia tak terjebak dalam iris biru itu. "Aku tidak bisa tidur sejak kau mengatakan aku penipu, aku memikirkan penipu seperti apa diriku ini."

Ellena mengernyit. "Vampir memang tidak tidur."

"Kau benar." Yoongi tertawa dengan leluconnya sendiri. "Berarti itu lebih membuatku frustasi karena aku tak bisa berhenti memikirkannya."

"Memikirkan jawabanku?"

Setelah ditanya seperti itu, Yoongi malah membawa dirinya mengingat apa yang sebenarnya terjadi kemarin malam. Apa yang sebenarnya ia pikirkan? Apakah dirinya betulan memikirkan jawaban gadis Everee itu yang menyakiti hatinya karena disebut penipu atau... "Aku memikirkanmu."

"Hn?"

"—jadi aku penipu seperti apa?"

Elle melepaskan telapaknya dari sandaran di batu-batu yang berguna untuk menyeimbangkan tubuh. Dia ganti condongkan tubuhnya ke depan, mengintip laut di bawah kakinya yang tak kalah menyeramkan dari iris pria di sampingnya. Warna-warna kelam merah atau biru yang sama-sama menyimpan misteri. Elle menggoyang-goyangkan kakinya lagi yang sempat berhenti. "Apakah kau vampir pemberi motivasi?"

"What?" Yoongi pecah tertawa, sudah berharap dan menunggu lama akan jawabannya tetapi Everee itu benar-benar tetap mengecewakan. "I'm not a fucking kind of motivator."

Elle mengernyit malu. "Itu hanya penarikan kesimpulanku karena kau tak memberiku waktu berpikir. Aku tahu, maksudnya, aku merasa kau selalu membawaku ke tempat berbahaya tapi seperti saat ini aku tidak merasa ketakutan akan mati."

HuntevereeWhere stories live. Discover now