9. "kapan kau akan kembali untuk selama-lamanya lagi?"

138 44 51
                                    

Happy 1k views !! ♡  Fandom hug juga buat bangtan habis menang Daesang di MAMA ♡ Thankyou ARMY yang sudah ikut vote !!

Thankyou sudah mampir membaca Hunteveree juga dan selamat membaca lagi malam ini ♡

Ellena tidak ingat kapan dirinya tertidur begitu nyenyak semalam setelah menangis 2 jam lalu membanting figura yang memajang foto dirinya, ayah, dan ibunya setelah mendengar jika orangtuanya akan berpisah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ellena tidak ingat kapan dirinya tertidur begitu nyenyak semalam setelah menangis 2 jam lalu membanting figura yang memajang foto dirinya, ayah, dan ibunya setelah mendengar jika orangtuanya akan berpisah. Ya. Ibu dan ayahnya akan bercerai setelah 23 tahun pernikahan mereka. Dengar-dengar alasannya Sierra sudah tidak tahan dengan David, topik pembicaraan mereka tak nyambung, dan Sierra sudah dekat dengan salah satu partner kerjanya yang selalu bersamanya setiap proyek temuan besar.

Namun, entah kenapa ia malah mimpi indah semalam, bermimpi melihat pemandangan laut Everee lagi tanpa ketakutan akan jatuh atau hilang keseimbangan dan ingin muntah. Rasanya setelah mimpi semalam ia bisa mengatakan—atau membuktikan, jika kekosongan selama ini yang ia rasakan adalah karena kerinduannya pada pemandangan itu, bukan sosok pria itu yang turut hadir dalam mimpi semalam.

Meski kesedihannya tak berkurang dari fakta yang ia dengar tentang orang tuanya semalam, pagi ini setidaknya ia bangun dengan kondisi kepala yang tak sakit karena mimpi buruk dari ketakutan-ketakutan ditinggalkan oleh orang-orang yang ia sayangi. Tapi...

"Musim panas di bulan November?"

Ellena menyeka keringat yang turun di dahinya. Manusia yang paling tidak tahan dengan suhu panas. Ketika ia memutar tubuhnya untuk mencari satu-satunya sumber udara, ternyata pantas saja jika itu kini tak berguna. Jendelanya tertutup rapat.

"Ah, siapa yang menutup jendela kamarku?" racaunya. Beranjak turun dari ranjang lalu kakinya melangkah perlahan-lahan ke arah jendela dan dengan dua tangan mendorong kedua sisinya kembali terbuka lebar.

Langit masih berwarna biru gelap, pukul 6 pagi saat ini, masih setengah sadar ketika ia teringat suatu hal tentang jendela yang tertutup. Apakah semalam pria itu—

"You wish, Ellena," gumamnya, tertawa sedih pada harapan kosong. "Now, how about making your wishes come true?" lirihnya tak bersemangat sama sekali. Tentu saja, hadiah ulang tahun ke-20 nya adalah kabar perceraian.

Gadis itu menarik nafasnya panjang, selesai berdiri menatap pemandangan atap-atap rumah di pedesaan yang masih sepi itu, ia bergerak duduk di meja belajarnya. Membaca ulang satu persatu daftar keinginannya yang ingin ia wujudkan tahun ini, sampai kepada satu figura foto tanpa kaca yang terpajang di samping vas bunga karena ia ingat semalam sudah pecah ia banting di lantai.

Tapi bukan itu yang menarik perhatiannya, melainkan,

"Sejak kapan aku punya Edelweis?"

Sekarang, bagaimana ia bisa menyangkal bila ada yang benar-benar masuk ke kamarnya semalam setelah menemukan secarik kertas berisikan tulisan, 'Selamat umur 20. Jangan berpikir aneh, aku hanya menemukannya cocok untuk pembatas bukumu.'

HuntevereeWhere stories live. Discover now