15. just how fast the moment passes

110 44 24
                                    

Yoongi melihat dari kejauhan gadis itu yang masih mencoba mencari jejaknya dari jendela kamar. Ini mungkin hari terakhir mereka bisa selama itu bertemu, dari pagi ke malam. Ia meminta izin pada Seokjin untuk memberikan satu hari lagi sebelum dirinya diminta memimpin latihan untuk persiapan perang didampingi Jungkook. Mulai besok sudah tidak ada waktu lagi untuk bermain-main.

Yoongi menarik satu sudut bibirnya ke atas, melesat dari wilayah padat penduduk Everee setelah melihat gadis itu senyum-senyum sendirian menyentuh bibirnya. Entah sedang memikirkan apa. Jika kekuatan Yoongi adalah bisa membaca pikiran, mungkin isi otaknya kotor semua.

Kakinya melangkah masuk ke rumah Hunt yang sudah ramai lagi berkumpul. Tapi ia tak menemukan Seokjin dan Namjoon yang harusnya sudah ada disana untuk menceritakan hasil pertemuannya dengan klan Galbraith dan membuat strategi.

"Seokjin belum kembali?" tanyanya pada Anne dan beberapa lainnya yang duduk di sofa ruang keluarga.

"Sedang dalam perjalanan kembali dari Cordell, mungkin sebentar lagi sampai," ucap Hoseok tanpa memberi alasannya yang lain lagi yang jelas ingin diketahui Yoongi.

"Mereka pergi ke Cordell?"

"Ya, kabarnya Galbraith tak begitu berpengalaman," jawabnya. "Lalu mendapat informasi jika Cordell melakukannya setiap bulan purnama dengan para serigala dan banyak menang."

Ia menjatuhkan tubuhnya duduk di sebelah Jimin, lalu Taehyung dari seberang ruangan bertanya, "Salah satu Avalons kesini pagi tadi, hyung?"

Yoongi mengangguk. "Mereka ingin bertemu Seokjin, bertanya kabar Everee, mungkin memastikan jika dia masih manusia."

"Kulihat dia datang tanpa perintah, diam-diam dari klannya. Sepertinya dia tidak menginginkan peperangan ini, jadi berharap jika Ellena sudah berubah menjadi vampir dan tidak perlu berperang." Jimin memberi informasi, bocah itu melatih kekuatannya kini tak perlu harus ditanya dulu untuk melihat masa depan, ia bisa melakukannya sesukanya.

Taehyung terkekeh. "Sebaiknya fokus mengalahkan yang terlemah."

"Pertarungan yang akan datang tak dapat dihindari. Membunuh atau dibunuh," gumam Hoseok dengan kilatan di matanya, dia sudah siap berperang untuk mempertahankan wilayah dan keluarganya.

Lalu tak begitu lama kemudian dua orang yang mereka tunggu membawa kabar dan strategi perang itu datang. Seokjin melepaskan blazer panjangnya, menaruh tas, lalu tanpa membutuhkan istirahat ia langsung pergi ke ruang pertemuan yang kedap suara bersama seluruh Hunt yang mengikutinya masuk di belakangnya.

"Kalian berlari ke Cordell?" tanya Jungkook pada Namjoon yang duduk di sampingnya.

Pria itu mengangguk, lalu menjawab Jungkook juga dengan bisikan. "Ya. Berburu sebentar di Barron, lalu tidak berhenti lari untuk mengejar waktu."

Jungkook mengacungkan jempolnya bersamaan dengan suara Seokjin yang memulai pertemuan mereka.

"Jadi aku dan Namjoon sudah mendapat beberapa masukan dan strategi dari teman-teman klan Galbraith dan Cordell tentang peperangan ini. Mungkin tidak perlu aku bertanya tentang apa yang kalian lakukan hari ini, seperti saran Yoongi yang kusetujui untuk kalian berburu supaya tak mengganggu kegiatan latihan hari-hari ke depan." Seokjin menaikkan satu alisnya ke atas menatap satu persatu saudaranya. Dia tak sedang ingin membangun suasana yang tegang, Nicklaus selalu bisa bicara dalam suasana santai tapi serius pula, ia ingin menjadi seperti itu. "Kau habis bertemu dengan manusia, Yoon? Aku membau aroma yang sangat berbeda."

Yoongi terkejut ketika langsung ditembak oleh Seokjin, ia berdeham setelah mendapat tatapan curiga dari para saudaranya. "Tidak."

Saudaranya, terutama Jimin, sudah tahu tentang hubungan aneh yang terjalin antara Yoongi dan si Everee, tentu saja. Tapi mereka masih diam dan akan terus diam sampai Yoongi yang mendeklarasi perasaan dan kepimilikannya sendiri. Hanya kadang suka menertawakan kisah lama Yoongi yang menentang kehadiran si Everee itu. "Aku menentang satupun manusia tahu identitas kita, kecuali, apakah salah satu dari kalian ada yang diam-diam mencintainya? Aku tidak akan menyentuhnya lagi kalau ada yang berencana memilikinya; selain itu TIDAK. Lupakan ingatannya atau akan kusingkirkan dengan taringku sendiri."

HuntevereeWhere stories live. Discover now