21. farewell

228 39 20
                                    

Ellena duduk di pangkuan pria itu, kini tak telanjang yang membuat siapapun ingin menyentuh kulitnya yang indah, masing-masing dari manusia dan vampir itu mengenakan lapisan yang menutupi. Disinari cahaya oranye dari jendela, berbaring di sofa tua, sambil di masing-masing telinga mereka mendengarkan musik yang sama. Ellena memutar 'j's lullaby (darlin i'd wait for you)' dari Delaney Bailey.

"You could have mine," bisik sang puan, menyalin lirik lagunya, lalu tertawa cantik sekali.

Yoongi menarik satu sudut bibirnya tersenyum, memeluk leher Ellena, mendekati pipinya untuk dia kecup dua kali. "Aku menyayangimu, Ellena, sebesar itu aku menyayangimu."

Gadis itu mengulum bibirnya lalu mengangguk kecil. "Aku tahu."

Yoongi lalu membuang wajahnya, melihat ke arah langit diluar jendela yang tak mempunyai akhir. Pikirannya diganggu lagi dengan kekhawatiran lusa, yang akan terjadi, apakah akan membawa kesedihan untuk puannya, kesedihan tiada akhir yang akan menyakitinya.

Ia ingin hidup, tapi satu-satunya yang akan menyerahkan diri jika salah satu keluarganya berada dalam bahaya. Yoongi akan mengerahkan seluruhnya untuk esok lusa, jadi memberi hadiah untuk dirinya sendiri menikmati waktu bersama seseorang yang membuatnya bahagia. Hadiah untuk Ellena yang sudah membuatnya bahagia.

Yoongi tidak ingin mati. Yoongi tidak ingin menyakiti Ellena.

"Is everything okay?" bisik Elle, kepalanya mendongak kecil menatap pria itu. Entah kenapa perasaan yang awalnya tenang, tiba-tiba seperti ada angin yang membawa kesedihan, lalu ketika ia membawa matanya dan menemukan pria itu sendu dan tenggelam dalam pikirannya.

"Hn?" Yoongi mengerjapkan matanya beberapa kali lalu menunduk menatap gadis itu. "It's because the song," katanya, tersadar dari lamunan, melepas earphone yang sebelumnya menyumbat telinganya dengan melodi sedih. "mencuri start membayangkan aku tak akan bisa bersamamu sesering itu."

Elle terkekeh, lalu ikut melepaskan alat pendengar lagunya, membenarkan duduk sebelum mengalungkan tangannya di leher pria itu kemudian mencium bibirnya.

Mereka sudah melakukannya dimana-mana, disetiap sudut rumah Ellena yang kosong, yang sebentar lagi hilang harumnya karena gadis itu ikut pergi meninggalkan Everee.

Melakukannya beberapa kali lagi sampai Yoongi akhirnya puas dan melepaskannya. Kalau tidak, mereka akan benar-benar ketinggalan pesawat. Ellena sudah sangat berjerih payah mengumpulkan uang untuk itu, Yoongi jadi bersimpati dan melepaskannya.

"Pergilah ke bandara Seattle bersama Hoseok, aku harus berburu sebentar," katanya, menaruh koper dan bawaan Ellena yang banyak sekali di rumahnya.

"Kita tidak pergi bersama?" tanya gadis itu, terkejut jika mereka ternyata tak pergi ke Seattle dalam kendaraan yang sama.

Yoongi melipat lengan kemeja hitamnya sampai siku. Meski kini semua saudaranya berkumpul di ruangan yang sama dan melihat apa yang mereka lakukan, pria itu tak menyembunyikan hubungannya dengan Ellena lagi. Ia mendekati sang puan lalu mengecup keningnya. "Jangan khawatir, nomor tempat dudukku tepat di sampingmu. Aku tidak akan ketinggalan pesawat."

Lalu pria itu melesat pergi dari ruangan, keluar rumah dan masuk ke hutan bersama Namjoon untuk berburu.

"Berangkat sekarang?" tanya Hoseok, yang sudah mengangkat koper-koper Ellena lagi untuk dia bawa dan taruh di bagasi mobilnya.

Ellena menyudahi tatapannya dari bayangan Yoongi, kemudian ketika ia memutar tubuhnya, Madeline sudah berhamburan memeluk tubuhnya erat sekali.

"Ellenaa~" rengeknya, menyesal jadi vampir karena tak bisa menangis. "Meskipun kau menghabiskan setengah hidupmu dengan Taehyung tapi aku sangat menyayangimu sekali dari kau muncul ke rumah ini bersama Jungkook. Aku menyayangimu, aku senang kau mendapatkan apa yang kau inginkan."

HuntevereeWhere stories live. Discover now