24. "madeline mengatakan sesuatu yang bodoh tentangmu. dia berbohong, kan?"

126 37 33
                                    

Elle, mungkin aku memang seharusnya tak melakukan apapun denganmu sejak awal

Aku baru dari Cordell, temanku mengatakan tentang hubungan yang seharusnya tak terjalin antara vampir dan manusia

Aku setuju

Kita harus menyudahi hubungan ini

Bersenang-senanglah di Edinburgh, Jimin melihat masa depanmu, tak lama kau akan menemukan seseorang yang akan membuatmu bahagia disana

Ellena terserang panik. Kakinya terasa lemas seperti jeli dan ia jatuh duduk di lantai kamarnya setelah membaca pesan yang baru saja dikirim 10 detik yang lalu. Jantungnya seperti lepas dari rongga dada, seperti kehilangan kemampuan untuk bernafas dan berpikir, yang ingin ia lakukan sekarang adalah kembali ke Everee dan bertemu dengan pria itu.

Lupakan aku, aku sangat memohon padamu untuk ini

Kau mungkin terkejut sekarang, tapi kau akan terbiasa nantinya tanpa kita

Pesan susulan yang baru masuk itu menyadarkannya. Tangannya bergetar ketika ia menekan tombol panggilan dan membawa benda kotaknya itu ke telinga.

"Yoongi Finn, please..."

Ia menarik syal di lehernya, menyingkirkan beannie dari kepala, sekaligus membatalkan niat untuk keluar dan menikmati Edinburgh di tengah hujan.

"Finn, kumohon, angkat teleponku...!"

Air matanya sudah mengalir deras, bibirnya digigit keras. Ellena benar-benar merasakan sakit di jantung dan ulu hatinya. Tapi sambungan itu tak kunjung diterima. Ketika ia mencoba ketiga kalinya, suaranya sudah berbeda. Seperti ponselnya dimatikan atau nomornya diblokir Elle tidak tahu, tapi sama sekali tidak tersambung.

"Fuck!"

Gadis itu menangis sejadi-jadinya.

~❉~

Tiga hari gadis itu mengurung diri dalam flat. Sampai pintunya diketuk dengan keras dari luar sambil orang-orang di depan sana yang nampaknya lebih dari satu menyebutkan diri mereka sebagai polisi. Ellena keluar dalam kondisi mengkhawatirkan, bawah matanya gelap, pipinya mengurus, bibirnya pecah-pecah, demam, dan satu-satunya yang bisa disyukuri adalah sang puan masih hidup.

"Aku rindu rumah," katanya setelah ditanyai alasannya oleh petugas kesehatan dalam ambulan yang membawanya ke rumah sakit universitas. Kepalanya jatuh ke arah kiri, ke arah yang berlawanan dari petugas kesehatan itu dan satu wanita paruh baya lainnya. "Aku mungkin akan dipulangkan ke Everee bila aku mati."

"Kau yakin tak hafal nomor ponsel orang tuamu? Nomor selain kontak bernama Finn dan operator uni?"

Air matanya ternyata belum habis untuk menangisi pria itu. Ketika disebutkan namanya, pelupuk matanya basah lagi. "Dia satu-satunya waliku, kau bisa mencoba menghubunginya lagi." Yah, coba bayangkan saja, alasan terbesarmu membeli ponsel adalah untuk berkomunikasi dengannya.

Tetangga samping flat yang melapor kepada polisi itu meringis. "Aku adalah imigran dari Tiongkok, awalnya aku juga tidak terbiasa sendirian dan merindukan rumahku karena tentu saja lingkungannya tak seasing disini. Tapi perlahan-lahan kau akan menyukai Edinburgh, kau akan terbiasa, dan senang."

Air matanya turun makin deras lagi. Ellena tidak ingin terbiasa. Ellena suka hutan daripada bangunan-bangunan indah yang memenuhi jalan, Ellena rindu pemandangan laut dari atas pohon, Ellena rindu diajak berburu dan dimasakkan daging rusa selama berhari-hari, Ellena suka sunyinya Everee dan suara Yoongi menjawab pertanyaan-pertanyaaannya disertai gelak tawa mereka, Ellena hanya ingin tur semalam bersama pria itu, Ellena tidak ingin tinggal sendirian dan ditinggal sendirian.

HuntevereeWhere stories live. Discover now