11. bring one of hunt back to hunts

141 43 27
                                    

Seokjin betulan pergi ke Edinburgh esok harinya bersama Anne dan Hoseok dan berjalan masuk ke dalam ruangan para pemimpin Burgh seorang diri. Bertemu dengan Albie, yang sudah 5 abad abadi dengan mimpinya menjaga perdamaian kehidupan kaumnya. Paling dibenci tapi juga ditakuti serta dihormati.

Nicklaus termasuk orang-orang yang mendukung Albie dalam memimpin dan mengatur kehidupan vampir, katanya pada Seokjin bahwa, "Jika kau membencinya berarti kau bersalah." karena Albie hanya menghukum para vampir yang menyelewengkan peraturan. Nicklaus sangat menghormatinya, itu kenapa Seokjin berlaku sama meski adiknya kini menjadi tawanan.

"Thanks to Finn, so Hunt is well-famous in Burgh," sahut Albie, menyambut dengan hangat kedatangan Seokjin. Kemudahan bertemu pemimpin vampir itu memang sangat Seokjin rasakan. Hanya membuat janji dalam semalam disaat diluar sana banyak vampir yang memohon-mohon untuk bisa sampai di menara tertinggi dan bertemu Albie untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing. "Ada yang bisa kubantu? Bukankah Burgh sudah menerima anggota yang kalian ajukan terakhir kali?"

"Kuharap ada yang bisa kulakukan untuk membebaskan Finn dari hukuman." Seokjin bocara tanpa basa-basi, karena tidak ada gunanya menghabiskan 0,0000005 waktumu disana untuk Burgh.

Lalu pria dengan iris lebih merah dan kulit lebih pucat itu tertawa terbahak-bahak mendengar permintaan salah satu Hunt ini yang lucu. Ternyata dia sama saja dengan para pemohon ampun yang membuatnya bosan. "Keringanan hukuman yang dia dapatkan sudah hadiah terbaik yang bisa kuberikan padamu."

Seokjin menelan salivanya. Untuk bicara dengan Burgh, kau tidak boleh terlihat ragu. Dia butuh Yoongi secepat mungkin untuk kembali dan bergabung bersama klan, mereka harus berperang dengan Avalons; waktunya tinggal sedikit, kelompok serigala itu bisa mengirim permintaan kapan saja dan mereka harus sudah siap. Jika tidak cepat, mereka tidak bisa mulai berlatih, dan kacau nantinya saat perang itu terjadi. "Aku menghapuskan ingatan yang ada di dalam kepala Finn, tetapi sekarang ingatan itu ada di dalam kepalaku, Albie. Aku melihat Dilijan, kota terkutuk itu dan mengapa itu terjadi."

Tawanya reda, senangnya hilang untuk beberapa saat setelah mendengar ucapan Seokjin. "The half cursed town—"

"Itu mudah untuk mengatakannya kepada semua orang tentang Rue."

Bibirnya menyeringai. "Who's Rue?" Albie berpura-pura meski kini dia mulai bergetar ketakutan. Langsung ditembak satu nama yang jelas ia tahu siapa, sosok yang sangat ia rindukan meski kehadirannya adalah sebuah kesalahan.

"Anakmu dari hasil hubungan bersama manusia yang kemudian kau buang dan kurung dalam kota yang kau kutuk supaya tak ada satu vampir pun mengetahui kesalahanmu—"

Dalam sepersekon, Albie melesat mendekati Seokjin daripada bicara jadi ujung ruangan ke ujung ruangan yang lain. Yang ini benar-benar mengganggunya. Ternyata anak muda ini berbeda, dia tidak seperti pemohon ampun lainnya yang membosankan, dia benar-benar membawa kepalanya untuk diserahkan, dalam konteks ini adalah kepala Albie yang bisa kapan saja putus. "Kau—" Kedua telapaknya sudah berada di jenjang leher Seokjin, menggerayangi dengan keinginan menghentikan bocah Hunt itu bicara lebih banyak dengan segala cara. "Itu kenapa Finn sangat dikenal. Orang-orang mulai curiga."

Seokjin sudah sedikit mengadah akibat tangan Albie yang mengerat di lehernya. Tapi pria itu tetap menatapnya dengan kedua mata yang sama merah itu dengan tajam dan tak bergetar. "Mereka mencintai satu sama lain, itu adalah cinta sejati dan mereka berjanji untuk selalu menemukan satu sama lainnya. Kau tidak tahu menahu jika Rue sudah dilahirkan kembali, bukan? Disaat kau membunuh wanita yang paling kau sayangi dan membuang anak yang sebenarnya kau lindungi dari pemburu-pemburumu. Aku tahu semua itu, semuanya ada di kepalaku."

HuntevereeWhere stories live. Discover now