12. Stay at home

4.5K 515 26
                                    

Sorry for typo atau penggunaan kata yang kurang tepat atau belibet 🙏
.
.
.
.

Pagi yang cukup melegakan karena Haechan sudah sehat walaupun masih dalam pantauan dokter, kondisi bungsu Lee memang sudah membaik tapi siapa yang tau jika racun berbahaya itu masih berada di tubuhnya? Karena Zat kimia jenis Conium jika termakan oleh tubuh maka akibatnya akan fatal, bahkan bisa menyebabkan kematian. penanganannya pun cukup sulit, tapi untungnya kemarin Dokter yang di panggil Joy ke rumah punya kenalan, jadi Haechan bisa tertolong.

"Bagaimana bisa ada zat berbahaya dalam makanan yang kubuat?" Gumam Taeil seraya berjalan menuju kamar si bungsu dengan nampan yang di atasnya ada semangkuk bubur, air putih dan beberapa butir obat.

Setelah sampai di depan pintu kamar si bungsu Taeil meminta izin terlebih dahulu untuk masuk. Setelah di beri izin Taeil memutar kenop pintu lalu masuk, berjalan menghampiri Haechan yang tengah senderan di kepala ranjang dan ponsel di tangannya dengan tersenyum tipis.

"Sarapan dulu" titah Taeil seraya memberikan mangkuk bubur kepada si bungsu.

Haechan menerima mangkuk itu dengan senang hati lalu menatap Hyung tertua seraya tersenyum manis, Taeil yang melihat hal tersebut hanya membalas senyuman Haechan meski hatinya terasa sakit.

Lagi pula siapa yang tak sakit jika orang yang disayang hampir saja meregang nyawa karena kecerobohan kita sendiri, Taeil benar-benar berterimakasih pada Joy karena sudah sangat cekatan membantu bungsu keluarga Lee dan memanggilkan dokter spesialis.

"Hyung" panggil Haechan seraya menggenggam jemari tangan Taeil, ia tau apa yang Hyung-nya ini pikirkan, tapi itu bukan kesalahan Taeil. "Jangan menyalahkan diri sendiri, ini bukan salah Hyung, lagipula aku juga sudah baikan sekarang, aku sehat"

"Kenapa kau bisa bersikap baik-baik saja setelah apa yang terjadi? Hyung bahkan berharap kau marah pada Hyung Chan-ah, andai saja Hyung lebih hati-hati maka hal mengerikan kemarin tak akan terjadi" Sungguh, jika terjadi sesuatu yang lebih fatal pada si bungsu maka ia tak akan memaafkan dirinya sendiri.

"Hyung, ini bukan salahmu. Jangan menyalahkan diri sendiri lagi, jika kau melakukannya maka aku akan marah" ucap pemuda itu dengan senyuman manis yang tak pernah hilang. "Oh, Hyung tak pergi ke kantor?" Tanyanya karena ini sudah pukul 9 pagi, biasanya Hyung tertua mereka ini sudah berada di kantor untuk bergelut dengan berkas-berkas.

Taeil menggeleng, tangan kanannya terulur untuk mengusap lembut surai si maknae. "Semua orang memutuskan untuk tinggal di rumah, mereka sangat khawatir padamu"

"Aku jadi merasa bersalah" gumaman kecil Haechan itu nyatanya masih bisa di dengar oleh Taeil.

Dengan masih mengusap surai Haechan, Taeil berkata. "Tak perlu merasa bersalah, itulah yang dinamakan saudara, mereka akan selalu ada untuk satu sama lain. Sekarang makanlah, kali ini Hyung sudah lebih teliti"

Haechan terkekeh pelan. "Ne Hyung" jawabnya seraya mulai menyuap bubur ke mulutnya, rasanya enak seperti biasa, semua makanan buatan Taeil Hyung memang tak pernah gagal.

Dan tanpa keduanya ketahui ternyata sedari tadi ada sepasang telinga mendengarkan semua percakapan Taeil dan Haechan. 'Syukurlah kau baik-baik saja Haechan-ssi, aku bisa ikut mati jika kau sampai tiada. Lalu racun itu.. aku harus cari tau siapa pelakunya" batin orang itu seraya meninggalkan kamar maknae Lee dengan langkah tenangnya.

 aku harus cari tau siapa pelakunya" batin orang itu seraya meninggalkan kamar maknae Lee dengan langkah tenangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Si Bungsu [Nct127, 00line]Where stories live. Discover now