45. Tangis yang menyakitkan

2.4K 270 23
                                    

'Masalah apapun yang sedang kalian lalui sekarang, aku cuma minta tetaplah berusaha'
_Lalilalaila
.
.
.
Happy Reading 📖🐻

22.15 kst.

Haechan baru saja sampai di Seoul, dan kini tengah menuju rumah kediaman Lee diantar oleh beberapa anak buah Yangyang, si oknum tidak ikut kembali ke Seoul karena katanya masih memiliki pekerjaan disana. Haechan sendiri sebenarnya masih belum ada niatan kembali, tapi tadi sore Taeil memintanya pulang, katanya ada yang ingin dibicarakan dan sepertinya itu sangatlah penting.

Saat sampai di pekarangan rumah, Haechan di sambut dengan sosok Mark Lee yang berkacak pinggang seraya memicingkan mata kearahnya. Pemuda 18 tahun itu terkekeh pelan seraya turun dari mobil, di bantu anak buah Yangyang juga Mark.

Setelah selesai, para anak buah Yangyang membungkuk ke arah Mark dan Haechan untuk pamit.

Mark ikut membalas membungkuk. "Kansahamnida" ucapnya mewakili si bungsu, yang sepertinya tidak ada niatan berterimakasih pada orang-orang berbaju serba hitam itu. Yang di antar siapa, yang berterimakasih siapa?! Tapi tak masalah, Mark juga bersyukur bahkan sangat, karena berkat mereka adiknya bisa pulang ke rumah dengan selamat.

Mobil itu pergi, dan kini hanya tinggal Haechan dan Mark saja disana. Keduanya saling menatap dalam diam, cukup lama hingga suara pekikan Haechan terdengar.

"AKHHH HYUNG!"

"Kenapa kau tidak pamit dulu sebelum pergi, huh? Asal kau tau, Hyung sampai memutari rumah ini hanya untuk mencarimu Lee Haechan!" Geram Mark dengan tangan masih bertengger di salah satu telinga si bungsu.

"Mianhae Hyung akh.. a-aku tau aku salah, tapi tolong lepaskan~" mohonnya.

Mark menggeleng. "Tidak sebelum Hyung puas!"

Mendengar itu Haechan terdiam beberapa detik lalu setelahnya suara tangisan terdengar, eh, siapa yang menangis? Tentu saja Haechan! Hanya pura-pura sebenarnya, tapi lihatlah sekarang! Bagaimana Mark tengah kalang kabut melihat adiknya menangis, bahkan tangannya refleks terlepas dari telinga si bungsu.

"M-mian, Hyung hanya berncada tadi" ucapnya penuh sesal. "Sakit ya? Maaf.." gumamnya seraya mengelus telinga si bungsu yang ia pelintir tadi, tidak terlalu kencang sebenarnya tapi sepertinya lumayan sakit, buktinya Haechan sampai menangis.

"Maaf.."

Hampir saja tawa Haechan meledak melihat wajah melas Hyungnya, namun ia tahan karena tak mau di jewer lagi. Dengan nada bicara yang dibuat semelas mungkin pemuda 18 tahun itu berbicara, sangat halus.

"Tidak apa Hyung, hanya sedikit sakit saja"

"Maaf.." gumam Mark lagi.

"Eung!" Sahut Haechan seadanya.

"Oh ya, Hyung lupa, Johnny Hyung menunggumu di kamar"

Yang lebih muda mengernyit. "Johnny Hyung?"

Mark mengangguk. "Sedari tadi sore kata Yuta Hyung"

Haechan mengangguk pelan, ternyata bukan Taeil yang ingin berbicara dengannya, melainkan Johnny. Tapi tumben sekali Hyungnya yang satu itu meminta bertemu, tidak biasanya.

"Hyung, bisa antar aku ke kamar?"

Dengan senang hati Mark akan melakukan permintaan adik kesayangannya. "Tentu" jawabnya.

 "Tentu" jawabnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Si Bungsu [Nct127, 00line]Where stories live. Discover now