16. Brother Day

4K 428 11
                                    

Halo Annyeong kembali lagi dengan Lalilalaila!
.
.
Sorry for typo dan penggunaan kata yang kurang tepat atau belibet 🙏
.
.
OKAY! Happy reading 📖
.
.

Pagi kembali tiba, kali ini mari kita mengalihkan atensi pada seorang pemuda dengan seragam sekolahnya tengah melamun seraya menatap keluar jendela. Nampak begitu jelas jika saat ini ada sesuatu yang membebani pikirannya.

"Kau awasi orang itu dan jangan sampai kecolongan lagi, jika terjadi maka aku akan membunuhmu saat itu juga"

"Aku akan melakukannya tapi bukan karena itu perintah mu, kau tau, aku membencimu dan rasanya aku ingin membunuhmu"

"Kau bisa melakukannya jika kau mampu dan setelah pekerjaan mu selesai Jeno Lee"

Bukan berniat untuk menguping tapi ia tak sengaja mendengarnya, sekarang dirinya jadi penasaran apa maksud dari pembicaraan sahabatnya bersama orang asing itu?

"Yakk Huang Ronjon!"

Brak!

Suara yang terdengar sangat keras itu berhasil mengagetkan seluruh siswa yang berada di dalam kelas, semua siswa lantas menatap ke arah si oknum pembuat keributan yang sudah merasa was-was di tempat karena...

Renjun hampir terjungkal karena terkejut dan kepalanya terbentur kaca jendela yang sedari tadi di tatapnya.

Pemuda kelainan China itu mengusap kepala bagian kirinya yang terasa sakit dan juga pusing, dengan perasaan marah Renjun menengok ke samping dimana ada Jaemin berdiri dengan cengiran di bibirnya. Sialan bocah ini.

"Aisshibal Na Jaeman!!" Marahnya dengan teriakan nyaring.

Sedangkan si pelaku sudah mundur beberapa langkah seraya bergumam. "Mi-mianhae hehehe.. jinja aku tak sengaja, MianHAE AAAA" pemuda tampan bernama Jaemin itu pun langsung berlari keluar kelas dengan kencang di ikuti Renjun yang terus meneriaki namanya.

"YAKK MAU KEMANA KAU?! KESINI KAU NA!" Teriak Renjun seraya terus berlari mengejar sahabatnya yang sepertinya tak merasa bersalah sama sekali, terbukti ia bisa mendengar tawa anak itu meski dari jarak 2 meter.

"Sialan!" Gumam Renjun karena merasa dirinya di permainkan, karena dari itu ia semakin kencang berlari untuk menyusul Jamin yang tanpa ia sadari mengajaknya main lari-larian mengelilingi gedung sekolah.

Wih nggak kebayang tuh capeknya kek gimana?

Mereka terus berlari tanpa arah hingga sampai taman belakang, disana Jaemin sengaja berhenti dan membiarkan tubuhnya menjadi bulan-bulanan sang sahabat.

"Yak yak yak Renjun-ssi Mianhae.. aku tak sengaja tadi, sudah aw!" Rintih Jaemin seraya mengusap belakang kepalanya.

"Lain kali jangan menggangguku, rasakan akibatnya!" Ujar lelaki yang lebih pendek(maaf njun) seraya menyeringai menatap sang sahabat yang cemberut menatapnya, tapi tak lama wajah puas itu berubah menjadi sendu.

Jaemin yang melihat perubahan raut wajah Renjun pun kebingungan. "Heyy kau kenapa?"

Tak ada jawaban, pemuda China itu mengabaikan Jaemin dan memilih duduk di bangku taman yang memang tersedia disana. Tentu saja Jaemin jadi semakin merasa bersalah, sungguh tadi ia tidak sengaja, lalu dengan secepat kilat ia ikut mengambil duduk di samping Renjun.

Dengan raut bersalah pemuda bernama lengkap Na Jaemin itu memegang lengan sang sahabat. "Injunie mianhae.. aku berjanji tak akan mengulanginya lagi, jangan marah.."

"Aku tak marah" jawab Renjun pelan. "Aku.. hanya teringat pada Haechan"

Jaemin melepas tangannya dari lengan Renjun lalu meraih pundak lelaki itu kemudian mengusapnya lembut, yaa.. Jaemin juga merasakan nya dimana kau kehilangan sahabat yang selalu bersamamu setiap saat. Suasana tak lagi sama, semuanya terasa hampa.

Si Bungsu [Nct127, 00line]Where stories live. Discover now