22. Awal?

2.8K 332 13
                                    

Halo Annyeong kembali lagi dengan Lalilalaila disini!
.
.
Sorry for typo dan penggunaan kata yang kurang tepat atau belibet 🙏
.
Nggak ada revisi karena aku ngantuk dan mau otw tidur😴🙏, dan ini juga belum ada jam 8 kan ya?
Hahaha tumben banget.
.
.
Happy reading 📖
.
.

Pagi berganti malam, Haechan masih berada di rumah sakit tapi sekarang ia berada di ruangan yang berbeda.

Di depan sana ia bisa melihat Doyoung Hyung-nya tengah menyuapi Taeyong yang juga baru saja sadar beberapa waktu lalu, keduanya terlihat begitu akrab dengan sesekali saling tertawa hangat dalam lelucon yang di lontarkan satu sama lain.

Dalam hati Haechan merasa hangat, karena setelah sekian lama ia bisa kembali mendengar tawa itu.

"Hyungmu hanya korban dalam masalah ini, amarahnya bukanlah sebuah kesalahan dan.. kau ingatkan siapa yang membuat mu harus lebih lama berada di kursi roda ini?"

'Winwin Hyung benar, tapi apakah aku harus melakukannya? Dia bahkan tak pernah mengucapkan maaf padaku' batin pemuda itu lalu setelah ia merogoh kantongnya mengambil ponsel miliknya.

💬:Kejutanku tak akan sampai situ Piter, tunggu saja.

Rasanya ingin sekali Haechan mendatangi orang ini dan membunuhnya, tapi ia pun sadar jika sekarang dia sudah tak sekuat dulu.

💬Me: Jika berani maka datanglah kemari dan hadapi aku pecundang!

💬: Tenang saja aku pasti akan datang, tapi bukan sekarang.
💬: Dan disaat itu tiba kau akan merasakan neraka dunia yang sebenarnya.

💬Me: Ku tunggu, dude.

Setelah membalas pesan terakhir itu Haechan memijat pelipisnya pelan, rasanya sakit.

"Hyung aku permisi sebentar" pamit pemuda itu pada dua lelaki yang masih asik berbincang.

Doyoung dan Taeyong menoleh ke arah si bungsu bersamaan, melihat Haechan ingin meninggalkan ruang rawat dengan cepat Doyoung bertanya. "Mau kemana?"

"Hanya keluar sebentar, tak perlu khawatir aku akan mengajak Jungwoo Hyung" ucap pemuda itu seraya membawa kursi roda miliknya keluar dari ruang rawat.

Doyoung dan Taeyong saling pandang untuk beberapa saat, Taeyong mengangguk pelan mengisyaratkan kepada sang adik jika maknae mereka akan baik-baik saja. Doyoung menangkap sinyal itu dan ia pun ikut mengangguk pelan, sebenarnya lelaki itu cukup khawatir melihat Haechan keluar ruangan tapi ia mengatakan akan pergi bersama Jungwoo jadi tak masalah.

Haechan pamit pergi bersama Jungwoo tapi nyatanya sekarang ia berdiam diri di bawah pohon sendirian, pemuda itu menghela nafas pelan, rasanya sangat lelah.

Dalam diamnya ia menatap kedua kakinya yang sudah lama tak bisa di gerakkan, tangan itu mulai meremas celana bahkan yang ia pakai lalu tak lama pemuda itu memejamkan matanya secara perlahan.

"Semua akan baik-baik saja, percaya pada Hyung"

"Kau pasti akan bisa berjalan lagi"

"Nanti setelah Chanie bisa sembuh, Kajja kita bermain bola lagi"

"Sepertinya kau lumpuh permanen Hyuckie-san"

Haechan kembali membuka matanya saat mengingat ucapan Shōtarō setahun lalu, dan nyatanya memang benar, saat ia bertanya pada dokter yang pernah merawatnya kala itu sang dokter berkata jika ia sudah tak akan bisa lagi berjalan, dan itu berarti selama hidupnya ia harus memakai benda sialan ini?

Si Bungsu [Nct127, 00line]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang