39. Drop

2.7K 247 14
                                    

Halo Annyeong kembali lagi dengan Lalilalaila disini!
.
Sorry for typo dan penggunaan kata yang kurang tepat atau belibet 🙏

Ada typo? Tandai!
.
.
Maaf telat, semalam ketiduran waktu revisi..

Ada yang sahur? Kalau gitu selamat sahur..
.
.
Happy Reading Yeorobun 📖

Pagi ini Haechan meminta izin pada Taeil untuk menjenguk temannya yang sakit bersama Jeno, kalian harus tau bahwa tidak semudah itu untuk Haechan izin keluar karena ini memang masih sangat pagi, bahkan semua orang baru saja selesai sarapan.

Tapi karena memang si bungsu kita ini memiliki banyak akal untuk membujuk Taeil akhirnya ia mendapatkan isin itu, walaupun pukul 12 siang nanti ia harus sudah berada di rumah.

"Jika bertemu dengannya apa yang akan kau lakukan?" Tanya Jeno seraya fokus pada jalanan.

Ngomong-ngomong pemuda tampan itu juga sudah tidak masuk sekolah selama semingguan ini, tidak ada alasan pasti, tapi meski begitu sampai sekarang ia masih belum mendapatkan surat panggilan. Kenapa? Coba tanyakan pada Winwin Hyung, apa yang dia lakukan hingga kepala sekolah membebaskannya keluar masuk sekolah elit itu tanpa sanksi apapun.

"Aku tidak tau" jawab Haechan pelan, perasaannya sudah tak karuan, entahlah tapi ia merasa sangat cemas juga gugup sekarang.

"Dia akan tiada dalam 2 hari, kondisinya juga sudah sangat kacau sekarang, beberapa bagian di tubuhnya mulai menghitam" ucap Jeno yang nyatanya tak di hiraukan oleh si bungsu, anak itu tetap diam membisu hingga keduanya sampai mereka tiba di tempat Yerim berada.

"Dia akan tiada dalam 2 hari, kondisinya juga sudah sangat kacau sekarang, beberapa bagian di tubuhnya mulai menghitam" ucap Jeno yang nyatanya tak di hiraukan oleh si bungsu, anak itu tetap diam membisu hingga keduanya sampai mereka tiba di tempa...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesampainya di tempat tujuan yaitu rumah Yangyang, Jeno membantu si bungsu masuk kedalam. Sebenarnya Haechan sudah muak sekali ke rumah ini tapi mau bagaimana lagi? Jeno dan Shōtarō membawa Yerim kemari, karena memang rumah Yangyang adalah persembunyian teraman.

Saat masuk ke dalam Haechan menghela nafas pelan kala mendapati Yangyang duduk di sofa ruang tamu menatap ke arahnya seraya tersenyum manis, kalau saja fakta itu tidak ada mungkin ia akan membalas senyuman sahabatnya tak kalah manis.

Jujur saja Haechan tidak masalah dengan orientasi seksual para sahabatnya karena ia tak terlalu mementingkannya, tapi.. Haechan tidak suka menjadi target dari hal tersebut, apalagi ia sangat tau bagaimana Yangyang. Pemuda bersurai pirang itu memiliki banyak rencana yang tidak bisa di tebak, ia akan melakukan apapun yang ia mau tanpa memikirkan sekitar.

"Kau mampir atau ingin bertemu dengan perempuan itu?" Tanya Yangyang seraya berjalan menuju si bungsu dengan senyuman manisnya. "Ah, untuk dia ya? Baiklah.. Jeno antarkan Hyuck ke jalang itu"

Jeno hendak kembali mendorong kursi roda si bungsu namun si pemilik menahan tangannya. Netra hitam itu menyorot tajam ke arah Yangyang, tangannya mengepal kuat. "Apa yang kau katakan tadi?" Tanyanya dengan nada rendah penuh intimidasi.

Si Bungsu [Nct127, 00line]Where stories live. Discover now