20. Kekhawatiran si bungsu

3.2K 362 8
                                    

Halo Annyeong kembali lagi dengan Lalilalaila disini!

Gimana kabarnya, baik? Harus donggg..
.
.
Sorry for typo dan penggunaan kata yang kurang tepat atau belibet 🙏

Jika ada yang salah mohon di tegur🙏
.
.
Okayyy Happy Reading Guy's📖
.
.

Acara barbeque benar-benar di adakan di rumah itu, di ketuai oleh Doyoung dan Taeil semua ikut menyiapkan kursi, meja, alat makan dan lain sebagainya. Tentu kecuali Haechan, karena si bungsu hanya boleh melihat saja dari jauh, dan anak itu benar-benar melakukannya seraya menatap dalam ke arah kolam renang.

Yup, mereka mengadakan barbeque di samping kolam renang yang kemarin pernah terjadi pertengkaran antara Haechan dan Taeyong.

"Jaemin dan aku bagian memanggang daging dan lainnya, lalu Taeyong Hyung dan Renjun membuat Ramyun untuk semua orang. Lalu--"

"Ramyun?" Tanya tiba-tiba Jungwoo.

Doyoung menatap sang adik untuk beberapa saat, lalu menghela nafas pelan. "Kita ini orang Korea, makan Ramyun itu hal biasa bukan? Lagipula kalian juga menyukainya kan? Kita butuh itu untuk mengenyangkan perut"

Taeil mengangguk. "Eung, aku setuju. Setelah itu apa?"

"Apa ya? Ah iya, Taeil Hyung dan Jaehyun menyiapkan minuman. Lalu Jungwoo menyiapkan cemilan untuk pengganjal perut sebelum hidangan utama di siapkan" jelas Doyoung membagi tugas satu-persatu untuk orang yang berada disana.

"Lalu bap(nasi)? Tidak mau membuatnya juga? Agar sekalian kenyang" tanya Yuta yang sudah mengambil duduk di salah satu kursi yang ia siapkan bersama Jeno, Mark dan Johnny.

"Hyung mau membuatnya? Baiklah buat saja, sepertinya juga tidak masalah" jawab Doyoung yang diluar dugaan Yuta, tadi ia hanya bercanda saja. "Baiklah mari membuat hidangan yang lezat untuk malam ini, Faithing!!" Teriaknya di akhir kalimat.

"FAITHING!!" Jawab yang lain dengan semangat, minus Haechan karena anak itu masih saja melamun menatap air yang sedikit bergelombang di dalam kolam di hadapannya.

Pikirannya terus melayang begitu jauh, bahkan sampai tidak sadar jika Mark sudah mengambil duduk dengan kursi lipat yang dirinya bawa di samping Haechan. Mark menatap si bungsu dalam diam, dari sorot mata itu ia bisa melihat rasa takut, cemas juga kosong dalam bersamaan.

"Donghyuck-ah?" Panggil Mark yang nyatanya membuat maknae Lee kaget, bahkan anak itu sampai membelalakkan matanya. "Ada apa denganmu? Kau baik-baik saja kan?"

Haechan mencoba untuk tersenyum di hadapannya Mark. "Aku baik, Hyung kenapa disini? Semua sudah selesai?"

Maknae kedua termuda itu mengangguk. "Hanya tinggal menyusun alat-alat makan saja" jawabnya.

Haechan mengangguk pelan. "Lalu, Hyung tidak membantu?"

Pertanyaan si bungsu di sambut wajah lesu Mark, dengan nada lemas ia berkata. "Aku lelah Hyuck, aku ingin istirahat.."

"Minhyung Lee~!!" Panggil Johnny tiba-tiba, saat Mark menoleh yang ia dapat adalah tatapan tajam dari ketiga partner kerjanya.

"Sepertinya aku akan mendapatkan masalah besar. Aku pergi dulu Chan" pamit Mark kemudian beranjak dari duduknya menuju orang-orang yang tengah menunggunya. "Aku datang~!"

Mark berlalu meninggalkan si bungsu yang menghela nafas berat, banyak hal yang menganggu pikirannya dan itu membuatnya tidak bisa konsen pada satu hal.

"Jaga mereka agar kau tidak menyesal Piter"

Si Bungsu [Nct127, 00line]Where stories live. Discover now