27. Surat

2.2K 290 9
                                    

Halo Annyeong kembali lagi dengan Lalilalaila disini!
.
.
Sorry for typo dan penggunaan kata yang kurang tepat atau belibet 🙏
.
Kalau ada yang salah tegur aja🙏
.
.
Okayyy!!!
Happy Reading Yeorobun 📖
.
.


Seorang pemuda tampan tengah duduk di bangku taman bersama sahabatnya, kondisinya memang cukup memprihatinkan dengan banyak lupa benda tajam di wajah, pukulan hingga luka tembakan yang kini sudah tertutup perban. Pemuda itu tersenyum tipis lalu memberikan ponselnya pada sang sahabat.

"Seperti perhitungan mu semuanya berhasil, dan sesuai janji akan ku serahkan Cris padamu Hyuck" ucapnya menatap Si Bungsu keluarga Lee yang juga tengah tersenyum licik seraya melihat rekaman Cctv dimana lelaki bernama Cris berhasil di ringkus oleh pada sahabatnya.

"Kau hebat Hyuck, aku bahkan tak tau mereka akan datang" ucap pemuda berambut pirang itu lagi.

Haechan terkekeh pelan. "Sudah ku katakan bukan, jangan meremehkan ku. Tubuhku memang hanya di tempat tapi mata dan kaki tanganku dimana-mana, bahkan kau termasuk di dalamnya, right?" Tanyanya seraya mengangkat salah satu alisnya.

Pemuda bernama Liu Yangyang itu mengangguk pelan. "Eung, dan terima kasih atas bantuannya tuan, hahaha..."

"Too Mr. Liu, hahaha.."

DORR!

"YANGYANG!" Teriak seseorang yang terlihat seperti baru saja bangun dari tidurnya, dia Shōtarō.

Sedangkan Yangyang sendiri ia mematung untuk beberapa saat seraya memegang lengan kanannya yang tertembak, tapi untung saja tadi ia cepak menghindar jadi peluru itu tidak melesat ke jantungnya. Bidikannya cukup tepat, wahh... Pemuda kelahiran Taiwan itu terkagum sendiri.

Cris yang geram tidak berhasil membidik targetnya dengan benar pun langsung saja menembakan sisa pelurunya ke arah Yangyang, si pemuda Taiwan yang sudah cukup siap berhasil menghindari tembakan beruntun itu, tapi dengan sedikit kewalahan. Ya bagaimana tidak? Di hadapannya ini penembak handal dan peluru yang di tembakan pasti lebih cepat dari gerakan manusia.

Saat peluru itu sudah habis Cris langsung menghampiri Yangyang dan memukulinya tanpa henti.

Sedangkan disisi lain Shōtarō masih linglung, ia hanya bisa menatap sahabatnya berkelahi dengan seseorang dalam diam. Ya kalau di pikir lebih baik begitu, tak baik main keroyokan dan lagipula Yangyang tidak meminta bantuannya walau sudah tau ia disana, Shōtarō juga yakin Yangyang bisa mengatasinya.

Tapi pemuda Jepang itu tetap turun dari tangga dan berjalan menuju luar rumah yang terlihat sangat kacau, ia tersenyum tipis seraya mengeluarkan pistol dari saku celananya dan mulai ikut beraksi memenuhi halaman rumah Yangyang dengan darah dan mayat.

Lalu di tempat lain Jeno dan Winwin tengah dalam perjalanan menuju rumah Yangyang atas perintah Haechan, anak itu mengatakan ada yang tidak beres dengan di rumah itu karena tak biasanya Yangyang mengabaikan panggilannya. Kalau di pikir lagi memang benar, Yangyang tidak akan mengabaikan panggilan atau pesan dari Haechan meski ia sedang sibuk kecuali ada sesuatu terjadi.

"Saat sampai kalian harus lewat belakang, untuk berjaga-jaga" ucap Haechan di panggilan yang masih berhubungan beberapa puluh menit lalu.

"Baik" sahut Jeno dan Winwin bersamaan.

Saat sudah dekat dengan rumah Yangyang, Jeno dan Winwin bisa mendengar suara teriakan juga senjata api yang saling bersautan. Ternyata benar dugaan Haechan, ada yang tidak beres terjadi.

Si Bungsu [Nct127, 00line]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang