43. Kecurigaan dan bukti

1.8K 180 22
                                    

Halo Annyeong kembali lagi dengan Lalilalaila disini!
.
.
Sorry for typo dan penggunaan kata yang kurang tepat atau belibet 🙏
.
.
Happy Reading 📖🐻
.
.

Winwin baru saja kembali dari China dan tujuan utama saat ini adalah rumah sahabatnya yang sudah ia anggap seperti adik sendiri— Yangyang. Rumah Yangyang memang istimewa, karena hampir semua kebutuhan mereka ada disana mulai persenjataan dan lain sebagainya, maka dari itu ia, Shōtarō maupun Jeno sering datang kesana saat ada misi atau apapun itu.

Ia pun tau sekarang pemuda itu tidak berada di rumah, melainkan di salah satu Villa miliknya di Daegu bersama Donghyuck. Cukup mengagetkan pada awalnya, tapi setelah mendapatkan penjelasan dari Shōtarō sebelum berangkat ke Korea tadi, ia pun mengerti. Winwin mengerti jika adik kecilnya butuh waktu untuk menenangkan diri.

Sampainya di rumah Yangyang lelaki itu langsung menuju sebuah ruangan tertutup yang di sebutkan Shōtarō, ada hal yang harus mereka urus disana.

"Gē"

Winwin berdeham pelan. "Jadi.. bagaimana keadaannya?"

Shōtarō terdiam sesaat. "Memburuk, tapi dia masih hidup"

Setelahnya kedua lelaki itu terdiam seraya menatap sosok perempuan dengan mata tertutup dan tubuh yang menghitam, mereka tau sangat tidak mungkin bisa menyelamatkannya.

Winwin menghela nafas pelan. "Piter tau akan hal ini?" Tanyanya seraya berjalan keluar ruangan di ikuti oleh Shōtarō.

"Ya, tentu dia tau" jawab yang lebih muda lalu menutup pintu ruangan itu.

"Lalu reaksinya?"

"Entahlah, kita hanya saling mengirim pesan, jadi aku tidak bisa memastikan bagaimana reaksinya. Tapi aku yakin jika ini sangat menyakitinya"

Winwin mengangguk pelan menyetujui ucapan Shōtarō barusan. "Lalu dimana Jeno?"

Yang lebih muda menggeleng pelan. "Aku tak tau Gē, dia tidak datang sejak kemarin"

Jeno terduduk diam di kamar miliknya yang sudah lama tidak ia gunakan sejak meninggalnya sang Appa, karena ia tinggal di rumah Yangyang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeno terduduk diam di kamar miliknya yang sudah lama tidak ia gunakan sejak meninggalnya sang Appa, karena ia tinggal di rumah Yangyang. Ditatapnya ruangan bercat biru tua itu dalam diam, rasanya masih sama, hanya kosong dan sunyi.

Helaan nafas panjang kembali terdengar, inilah yang membuatnya betah di rumah orang lain dari pada rumahnya sendiri. Pemuda itu berdiri dari tempatnya kemudian berjalan keluar kamar menuju ruang tamu, matanya mengedar, dan lagi-lagi hanya kesunyian yang dirinya dapatkan.

Bunyi panggilan dari ponselnya terdengar, Jeno menghela pelan lalu melihat siapa yang menghubunginya. Ia terdiam beberapa saat sebelum mengangkat panggilan itu yang ternyata dari sahabatnya, Na Jaemin.

"Jen? Kau ada di rumah?"

"Ya, aku ada di rumah" jawab Jeno pelan, netranya menatap ke arah luar jendela, ia bisa melihat siluet seseorang dengan seragam sekolah.

Si Bungsu [Nct127, 00line]Where stories live. Discover now