53. Pecah

1K 121 22
                                    

Hai halo Annyeong!!!

Gimana kabarnya hari ini saudara-saudara? Baik kan?

Hahaha.. udah lama banget nggak update malem, jadi kangen waktu pertama kali aku bikin book ini. Dulu aku update nya malam Jum'at sama Minggu nggak sih?

Ah nggak usah terlalu banyak basa-basi!

Happy reading 📖 🐻
.
.
.

Taeyong menyandarkan tubuhnya di sebuah tembok putih di pinggir jalan, matanya sesekali melirik ke kanan, ke gerbang tinggi yang di masuki mobil orang yang ia tau bernama Winwin.

Sudah semingguan ini ia berusaha mencari tau keberadaan si bungsu, namun sampai sekarang hasilnya nihil. Taeyong ingin sekali bertemu dengan Haechan, meski hanya untuk beberapa saat, ia ingin mengucapkan maaf yang bertahun-tahun lamanya tertunda.

Tapi bukannya kabar tentang Haechan ia dapat, Taeyong malah menemukan Yuta dan Winwin keluar dari sebuah Apartemen bersama-sama, mereka terlihat terburu-buru entah kenapa. Dan dengan perasaan yakin jika Winwin bisa mempertemukannya dengan Haechan, ia pun mengikuti lelaki itu. Dan terhitung, sudah 2 hari ini ia mengikuti kemanapun Winwin pergi.

"Aku yakin, inilah tempatnya" gumam Taeyong dengan mata masih fokus menatap gerbang tadi. "Tapi aku harus memastikan dulu ke dalam, semoga saja aku tidak ketahuan"

•••••

Beralih pada posisi Winwin sekarang, ia tengah duduk di ruangan bawah tanah Lab yang sebelumnya pernah di gunakan Shōtarō dan Yangyang untuk berdiskusi. Lelaki itu duduk di tempatnya dengan tenang, sesekali ia meminum bir yang tadi ia ambil dari kulkas di pojok ruangan.

Sebenarnya, pada awalnya Winwin tak tau tentang tempat ini, dirinya bisa sampai disini pun karena pancingan dari Shōtarō yang meminta anak buahnya untuk memberitahu tentang lokasi Lab tersebut. Entah ini jebakan atau tidak, dirinya tak peduli. Winwin hanya berharap si bungsu baik-baik saja sekarang.

Tak berselang lama pintu ruangan itu terbuka, menampakkan sosok yang ia tunggu-tunggu. Keduanya saling tatap untuk beberapa saat, hingga yang lebih muda mengakhirinya terlebih dahulu lalu duduk di sofa singel samping kanan Winwin.

"Aku terkejut kau bisa sampai kemari" ucap Yangyang tanpa menatap lelaki di sampingnya. Pengkhianatan seperti ini memang bukan untuk pertama kalinya Winwin lakukan, ia jadi terbiasa.

Dulu, lelaki kelahiran China itu sering mencari hal-hal gila yang berakhir memutuskan bertentangan dengan dirinya. Yangyang saat itu tak marah, karena ia tau Winwin hanya ingin main-main dengannya. Tapi kali ini dirinya yakin Winwin serius menentang keputusannya, karena yang kini lelaki itu pihak bukanlah orang asing, melainkan saudaranya sendiri.

"Shōtarō yang menggiring ku" sahut Winwin santai.

Yangyang menaikkan sebelah alisnya. "Dia tau keberadaan mu?"

Yang lebih tua menggeleng lalu menyesap pelan bir dalam gelas yang ada di tangannya. "Aku sedang di luar tadi. Bagaimana Donghyuck?"

Pemuda bersurai pirang itu menatap Winwin. "Aku hanya menggertak nya, tak lebih. Kau pun tau aku tak akan bisa menyakitinya—"

"—Secara fisik" sahut Winwin yang dengan berat hati di angguki Yangyang.

Benar, Yangyang tidak bisa melukai Haechan secara fisik, karena memang dirinya tak sanggup. Kalau yang lain.. Yangyang tak yakin ia tak pernah melukai sikis atau mental Haechan, meski dirinya sudah berusaha sebaik mungkin.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Si Bungsu [Nct127, 00line]Where stories live. Discover now