34. Menyelesaikan

2K 246 10
                                    

Halo Annyeong kembali lagi dengan Lalilalaila disini!
.
Sorry for typo dan penggunaan kata yang kurang tepat atau belibet 🙏

Kalau ada yang salah tegur!
.
.
Happy Reading 📖🐻
.
.

Malam harinya, tadi pukul 22.30 akhirnya keluarga Lee mendapatkan kabar baik tentang Doyoung, artis kita sudah siuman dan keadaannya pun semakin membaik setiap jamnya.

Dan sekarang waktu sudah menunjukkan jam 12 malam, anak di bawah umur seharusnya sudah tidur kan? Tapi lihatlah si bungsu kita yang masih sibuk dengan laptop di pangkuannya, sudah lebih dari 4 jam sebenarnya tapi sampai sekarang anak itu tidak juga menyudahinya.

"Hyuck, Hyung mau tanya sesuatu padamu. Kemarin kau pergi kemana? Taeil Hyung bilang kau ada di ruangan Renjun tapi saat Hyung kesana kau tidak ada. Dan.. kemarin malam kau telepon dengan siapa sampai Hyung dengar kau mengumpat?"

Tangan pemuda itu berhenti saat kembali mengingat pertanyaan Mark padanya tadi setelah selesai makan malam, jika pertanyaan itu datang dari dari saudaranya yang lain ia akan sangat mudah menyangkalnya tapi jika pertanyaan tersebut datang dari Mark atau Taeil akan sangat sulit, keduanya memiliki insting lebih kuat terhadapnya dan itu sangat menyusahkan dirinya untuk bertindak lebih.

Tapi Haechan juga belum sempat menjawab pertanyaan Mark karena Hyungnya itu mendapatkan telepon dari seseorang dan setelahnya ia keluar rumah, entah kemana tujuannya di malam hari yang dingin ini.

Pemuda itu membuyarkan lamunannya kala mendengar dering panggilan dari ponselnya, saat di lihat ternyata itu dari Jeno.

"Yeobusseo, Chan, aku tidak mau mengurusnya, itu bukan milikku"

Netra bulat itu memicing tidak suka, ia tau kemana arah pembicaraan sang sahabat. "Sebentar lagi itu akan menjadi milikmu" Haechan tidak asal bicara, ini fakta dan semuanya tengah di proses sekarang.

"Tapi sama saja, itu milik orang lain dan seharusnya pihak keluarganya lah yang berhak mengurusnya"

"Sekarang ku tanya, apa kau tau dimana keluarganya?" Tanya Haechan, memang benar selama ini mereka tidak mengetahui lebih jauh tentang Cris, apakah dia memiliki keluarga atau tidak? Atau ia yatim piatu? Mereka tidak tau.

Jeno pun terdiam di sebrang sana, ia juga tidak tau, selama ini dirinya hanya menjalankan apa yang di perintahkan Yangyang tanpa tau asal usul sang musuh.

"Aku hanya ingin kau membantu ku juga Cris untuk mengurusnya, tidak lebih. Dan bukankah ini kesempatan yang baik untuk berhenti bekerja bersama Yangyang? Bukankah kau ingin lepas darinya?"

"Kau tau?"

Pemuda yang bersandar di kepala ranjang itu terkekeh pelan. "Bukan hanya aku, kami semua tau kau ingin segera berhenti bahkan sejak lama. Aku juga sudah bernegosiasi dengan Yangyang beberapa hari lalu untuk membebaskan mu, dan siang tadi ku pikir akan lebih baik memberikanmu pekerjaan sebelum berhenti agar semua terjamin"

"Tapi Chan, uang yang ku punya pun sangat cukup untuk membangun usaha. Lagipula kita belum benar-benar tau bagaimana keadaan kantor itu.."

"Aku akan mengirimkan semua file nya padamu nanti" salah satu tangan Haechan bergerak mengetik sesuatu di laptopnya. "Tapi masih ada beberapa masalah internal disana, ya walaupun begitu aku yakin kau pasti bisa melaluinya dengan baik"

Jeno menghela nafas pelan. "Semoga"

"Percayalah dengan kemampuan yang kau miliki, aku yakin kau bisa melakukannya, fighting!"

Si Bungsu [Nct127, 00line]Where stories live. Discover now