Chapter 33

22.7K 3.6K 1.4K
                                    

P E M B U K A

Padahal umurku setahun lebih tua dari Jeno, bisa-bisanya sering refleks manggil om ke Jeno huehuee 🤧Kadang kalo kumat malah manggil daddy 🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Padahal umurku setahun lebih tua dari Jeno, bisa-bisanya sering refleks manggil om ke Jeno huehuee 🤧
Kadang kalo kumat malah manggil daddy 🙏🏻

Btw, kasih emot dulu sebelum baca

***

Sering modus berkedok membantu saat Kanina masak, ternyata membawa dampak positif juga. Setidaknya dari kegiatan modusnya Janu sedikit menguasai beberapa ilmu membuat makanan rumahan, misalnya saja nasi goreng. Sempat mengobrol dengan Arkan soal Jia, Janu mendapat informasi tambahan kalau akhir-akhir ini bayinya yang susah makan sedang menyukai nasi goreng. Tidak tanggung-tanggung, Arkan juga membocorkan detail nasi goreng kesukaan Jia: dicetak dengan bentuk beruang tidur, diselimuti telur dadar, dan dihias sekreatif mungkin untuk menarik perhatian. Bagi Jia, soal rasa itu nomor sekian. Selagi tampilannya menarik walaupun rasanya aneh, masih bisa dipertimbangkan.

Menggulung lengan pajamanya sampai sebatas siku, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mendekorasi nasi goreng disusun rapi di meja.
Ada 2 butir telur ayam, nori, sosis, nugget, brokoli, wortel, mentimun, dan tomat. Berkat peran Kanina yang bawel, kulkas di apartemennya jarang kosong. Gadis itu rutin mengingatkan dan tidak jarang juga menemaninya belanja.

Meninggalkan brokoli yang tengah dikukus, Janu pun menggoreng sosis dan nugget. Meski gerakannya masih kaku, hasilnya tidak mengecewakan. Selanjutnya ia membuat selimut beruang dari telur dadar. Hanya telur dadar, enteng menurutnya.
Bagian tersulit justru saat pria itu membuat bunga hias dari tomat. Ternyata tangannya tidak cukup terampil dalam hal ini.
Benar-benar payah.

Beberapa tomat yang gagal dibentuk berakhir dimakan, sebagian besar berakhir menyedihkan di tempat sampah. Padahal Janu sudah mengikuti setiap langkah dari video tutorial yang tengah ditonton, tapi semuanya gagal. Entah di bagian mana kesalahannya.
Tidak memiliki kesabaran cukup, Janu pun memutuskan untuk tetap menggunakan tomat dengan potongan aneh itu. Persetan kalau nantinya diolok-olok Jia.

"Ck. Gue nggak ada apa-apanya dibanding Om Arkan," gumamnya minder ketika melihat kembali beberapa foto nasi goreng yang pernah Arkan buat untuk Jia. Dari proses yang banyak mengalami kendala, sudah ada gambaran sehancur apa nanti hasil akhirnya.

Kesabaran Janu kembali diuji saat mencetak nasi goreng. Percobaan pertama kurang padat sehingga saat cetakannya diangkat, nasi goreng tercecer berantakan di piring. Percobaan kedua, justru kebalikannya; terlalu padat sampai tidak bisa keluar dari cetakan.
Hal itu terus terjadi berulang-ulang sampai helaan napasnya terdengar berat. Pria dengan kemeja sekusut wajahnya itupun tiba-tiba pergi untuk menenangkan diri.

"Jia, Jia."
Suaranya terdengar pelan.
Ia tidak habis pikir dengan apa yang baru saja dilakukan di dapur.
Sejak kapan ia sepeduli ini pada bocil kematian itu?
Dan untuk apa ia repot-repot melakukannya?
Memangnya siapa Jiasya Ivana?
Penting?

Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang