Chapter 48

19.8K 2.8K 455
                                    

P E M B U K A

Momen yang jarang terjadi; aku update di bulan puasa 🤧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Momen yang jarang terjadi; aku update di bulan puasa 🤧

Kasih emot dulu sebelum baca

***

"Ini buat Daddy, ini juga, terus ini, sama ini," kata Jia yang tengah membongkar isi beberapa paper bag belanjaannya bersama Janu. Total sudah ada empat dessert box tertumpuk di hadapan Arkan dan masih ada box lain yang sedang ia cari dengan grasah-grusuh.
Kalau tidak ada Janu yang siaga mendampingi si gadis ceroboh itu,  mungkin satu box sudah jatuh dan isinya tak terselamatkan. Pada Janu, Jia menunjukkan cengiran lebar ketika menerima box yang pria itu selamatkan.

"Ini juga buat Daddy, dari Jia yang sayang banget sama Daddy."
Box tiramisu kesukaan Arkan pun bergabung dengan box-box lain. "Tapi nggak boleh langsung dimam semua, ya."

"Buat Abang mana? Abang, kan, juga mau disayang pake banget kayak Daddy," celetuk Kevin tidak mau kalah.

"Sebentar, Jia carikan dulu yang punya Abang. Tunggu sebentar, ya," pinta Jia lantas meraih paper bag berwarna cokelat yang Janu angsurkan. Dari sana ia mengeluarkan satu box berukuran kecil dan menyodorkannya pada sang kakak. "Ini buat Abang."

Air muka Kevin berubah masam ketika membandingkan box kecil yang ia terima dengan lima box besar milik Arkan. Sudah dapat satu, kecil pula. Pikirnya, ini sangat tidak adil. "Daddy dapet lima tuh. Kok Abang cuma satu, ya?"

"Hehehe." Adalah tanggapan Jia atas protesan Kevin. Gadis itu pun mencondongkan badan, melarikan bibir ke telinga kakaknya, lantas berbisik, "Daddy dulu, ya, Bang. Nanti kalau duit Jia udah banyak, Abang dikasih banyak-banyak juga."
Begitu Kevin mengangguk tanda mengerti, Jia kembali mengambil sikap duduk seperti sebelumnya.

"Ngomong-ngomong ada acara apa nih kok Jia bagi-bagi kue banyak banget?" tanya Arkan. "Mana kesukaan Daddy semua. Kesenengan Daddy mah kalau dikasih sebanyak ini."

"Ya itu, kan, emang tujuan Jia. Mau nyenengin Daddy terus," kata Jia seraya merapatkan diri ke Janu. Dengan suara sepelan mungkin gadis itu bertanya soal hadiah lain yang tadi ia beli. Pasalnya Jia lupa dimana menyimpannya. Untung saja ada Janu yang bisa diandalkan dalam segala hal. Dalam waktu cepat, pria itu berhasil menemukan kotak kecil di ransel beruang yang pria itu gendong selama menemaninya belanja.

"Buat Daddy lagi?" tanya Arkan memastikan.

"Ummmm."

"Makasih, ya," ucap Arkan begitu tulus lantas mengambil kotak di atas dua telapak tangan Jia. "Boleh Daddy buka?"

"Boleh banget."

Arkan pun membuka kotak itu dan langsung menatap si bungsu dengan senyuman lebar ketika melihat isinya. Sebuah dompet ia keluarkan dari kotak. Bukan keluaran brand ternama, hanya dompet biasa, tapi sesuatu yang terselip di sana membuat benda itu menjadi sangat berharga untuknya. Sebuah foto kebersamaannya dengan Kevin dan Jia beberapa waktu lalu.

Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang