Chapter 40

22.3K 3.2K 881
                                    

P E M B U K A

kek biasa, dibuka dengan ketampanan paripurna si Om 🛐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kek biasa, dibuka dengan ketampanan paripurna si Om 🛐

Absen emotnya di sini

***

Secara berkala Janu akan mengalihkan pandangan dari layar membosankan ke sumber energinya yang duduk anteng di sofa. Bukan semata-mata untuk cuci mata, ia melakukannya untuk memasok kebutuhan energi yang terkuras banyak oleh pekerjaan. Itulah alasan mengapa dirinya buru-buru mengambil alih Jia dari Tifanny. Ia sangat membutuhkan gadis itu untuk menjaga kewarasan dari tekanan pekerjaan. Memang terdengar sangat berlebihan, namun kenyataannya memang hanya dengan melihat Jia saja, Janu merasa banyak hal-hal baik terjadi pada tubuhnya.

Benar-benar di luar nalar.
Entah sejak kapan hal menggelikan ini terjadi padanya.

"Kerjaan Om udah selesai?"

Pertanyaan si kecil menarik Janu dari lamunan tentangnya. Gelengan kepala yang ia tunjukkan menjadi jawaban. "Sebentar lagi," katanya lalu tersenyum melihat gerakan kaki Jia yang menjuntai.
Lucu. Bagaimana bisa ada mahkluk selucu itu?!

"Semangat, Om Janu!" sorak Jia lalu kembali fokus pada layar iPad. Ia ingin sesibuk pacarnya, lebih produktif lagi menjadi konten kreator. Jadi, selagi Janu bekerja, Jia terus mengedit video yang diambil saat bersama Tifanny tadi.

"Mingkem, Ji. Mingkem," cemooh Janu dengan nada jenaka melihat bibir Jia yang sedikit terbuka. Memang seperti itulah bibir si kecil ketika sedang dalam mode serius; terbuka dan sedikit mengerucut, persis seperti bebek yang menjadi hewan kesayangan bayinya.

"Husssst, jangan berisik!" omel Jia berusaha keras untuk menunjukkan sisi garang pada pria yang tidak ada takut-takutnya sama sekali. "Om katanya banyak kerjaan. Sana, kerjain! Jangan ganggu-ganggu Jia terus."

"Ya elah, Bayi. Galak banget."

"Wuuufff dibilangin Jia bukan bayi!"

"Iya, iya, Bayi."

"Om Janu!" Jia merengek tak suka.

Janu terkekeh pelan sebelum fokus pada pekerjaannya. Belum juga semenit, matanya sudah curi-curi pandang ke arah Jia yang tengah mengunyah donat kentang. Mulutnya yang penuh membuat pipi gembilnya tumpah kemana-mana. Definisi menggemaskan.

Menyudahi kegilaannya, Janu berusaha fokus pada pekerjaan yang harus segera diselesaikan dengan tetap memantau pergerakan si kecil agar tidak berulah. Setengah jam kemudian ketika ia mendengar helaan napas Jia, pria itu menoleh. Terlihat bayinya sudah lelah dan mungkin kebosanan. Untuk itu ia menginterupsi dan mengundangnya datang ke pangkuan untuk diurus. "Sini!" pintanya seraya menepuk paha dan tidak perlu meminta dua kali, Jia berlari menghampirinya.

"Boleh disimpen di sini?" tanya Jia meminta izin. Begitu dijawab dengan anggukan, beberapa bungkus permen jelly dan susu pun memenuhi saku kemeja Janu.

Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang