12 - Debat

3.7K 209 14
                                    

Persahabatan itu motivasi dan inspirasi, bukan hanya gengsi dan basa basi.


🤍
🤍
🤍
🤍

Di hari senin yang masih sangat pagi, Izar duduk di teras rumah sambil mengikat tali sepatunya. Wajahnya tertekuk sebal. Ia menunduk menatap lantai dan melamun. Kedua tangannya di letakkan pada kedua lututnya yang tertekuk.

Izar menghela nafasnya pelan. "Ck! Malu banget gue kalo naek ojek lagi. Nanti kalo gue di kira anak manja begimana? Aishh!" dumelnya dalam hati.

Izar merutuki sikap Ayahnya yang tiba-tiba tegas. Padahal biasanya juga mereka akan berjoget bersama dan bernyanyi dengan begitu lantang sehingga membuat wanita kesayangan mereka mengamuk.

"Mana lagi nih si ojek?! Lama bener sih! Ck!" decak Izar. Ia sengaja memesan ojek pagi-pagi agar saat sampai di sekolah tidak ada yang melihatnya, karena sekolah pasti masih sangat sepi. Tetapi, ojeknya malah ngaret.

"Karma ... karma ...." ucap Izar sambil menggelengkan kepalanya pasrah. Ia jadi merasa tertampar. Dulu saat ia dan teman-temannya akan berkumpul, dia biasanya datang terlambat atau hampir telat beberapa menit.

Dan sekarang, Izar merasakan bagaimana rasanya menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Not good!

Tin! Tin!

Bunyi klakson membuatnya sedikit tersentak kaget, ia melihat Pak Satpam yang hendak membuka gerbang rumahnya. Lalu Izar pun berdiri dan berjalan kearah gerbang setelah memakai tasnya di bahu sebelah kiri.

Baru sekitar lima langkah Izar berjalan, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya saat melihat manusia yang muncul di depan gerbang yang sudah terbuka lebar itu.

Di depan sana ada dua remaja laki-laki dengan motor ninjanya masing-masing, satu berwarna hitam, dan satunya lagi berwarna hijau.

Pemilik motor berwarna hijau tiba-tiba melambaikan tangan kearahnya sambil tersenyum lebar. "PAGI KAMPRET!" teriak lelaki itu.

Izar mendatarkan ekspresinya. Lalu kakinya kembali ia gerakan untuk menghampiri kedua makhluk yang sialnya adalah teman baiknya.

"Ngapain lo berdua kesini?" tanya Izar tak lupa dengan tangannya yang berkacak pinggang.

Elio mencebik sinis. "Kuda! Biasa aja lo!"

"Gue biasa aja ya, kutu!"

"Nada lo kek sewot begitu! Gak suka lo gue sama Acrux dateng kemari?!" sewot Elio. Ya.. siapa lagi?

"Lo-nya aja yang sensi!!" Izar mengelap bibirnya yang sempat memuncratkan air liur. "Mau ngapain gue tanya?!"

Acrux mematikan motornya. "Berangkat bareng," jawabnya datar.

"Hah? Gimana caranya?" Izar seketika ngelag.

"Lo pikir aja sendiri!" titah Elio sarkas.

"Wah parah lo berdua! Gue ikut salah satu dari kalian, gitu?! Lo pada gila hah?! Gue ogah ya kalo di bilang homo!!" protes Izar beruntun.

Acrux dan Elio menoleh pada satu sama lain, raut wajah mereka seperti bertanya ... 'Apaan sih temen lo? Kagak jelas anying!' begitu lah kurang lebih.

LITTLE GIRL [PROSES TERBIT]Where stories live. Discover now