32 - Danger

1.5K 110 2
                                    

Alam semesta ini terlalu luas untuk memikirkan kata-kata dari hanya 0,0001 persen manusia yang kamu kenal.


🤍
🤍
🤍
🤍

"Gak nyangka udah tiga hari kita lengser." Elio menggeleng. Waktu memang tak terasa, tiba-tiba saja satu tahun terlewati. Kini tinggal menjalani hal yang baru dengan menyimpan berbagai kenangan pada masa lalu.

Mau kenangan baik ataupun buruk, alangkah baiknya jangan kita lupakan, tetapi cukup di ikhlaskan. Yang baiknya dicontoh, yang buruknya dijadikan pengalaman. Sisi terang dan gelap mempunyai manfaatnya masing-masing.

Izar menarik nafasnya, dan menghembuskannya secara perlahan. "Satu hal yang paling gak gue duga, penerus si Acrux. Gak nyangka gue yang bakal gantiin lo itu orang bisu, Rux."

"Sebelum tau si Kale, tadinya gue udah mutusin buat milih si Aerglo aja yang jadi penerus gue. Tapi Gemma ngasih info-" ucapan Acrux yang cukup panjang lebar dipotong oleh Izar.

"Jadi si Gemma yang ngehasut lo?!"

"Bukan ngehasut, tapi-"

"Nyuci otak lo, kan?!" sentak Izar. "Lo itu dari awal udah dibodohi sama si 'kampret', Rux!"

"Gak gitu."

"Halah! Nyatanya lo lebih percaya sama dia daripada kita. Temenan aja lo sono sama si Gemma." ucap Izar sinis.

Elio hanya mendengarkan perdebatan kedua temannya, ia tidak tahu harus mendukung siapa. Tapi yang jelas, dia mewajarkan Izar yang marah kepada Acrux. Sikap Gemma memang patut untuk dihujat. Sangat meresahkan!

"Gue percaya sama kalian." tekan Acrux.

Izar terkekeh. "Gue tau. Tapi lo lebih percaya sama si Gemma."

Ucapan dari Izar membuat Acrux terdiam.

"Bener, kan? Buktinya lo diem aja."

Tanpa ingin berbohong ataupun berbasa-basi, Acrux lantas menjawab sejujur-jujurnya apa yang Izar katakan. Dia mengangguk. "Ya. Bener."

"Anjing!" umpat Izar. Sebenarnya dia tidak masalah jika Acrux lebih percaya dengan orang lain daripada dengan dirinya. Tetapi masalahnya, ia sudah tahu seluk beluk tetek bengek kelakuan Gemma yang aslinya. Tidak pantas jika Acrux menaruh kepercayaan lebih kepada orang seperti Gemma.

"Lo dengerin dulu si Acrux jelasin." sahut Elio.

Dalam keadaan seperti ini, seseorang yang tidak suka dengan orang lain kemungkinan besar akan tidak menyukai apapun yang di lakukan oleh orang yang tidak ia suka. Tetapi, seharusnya kita tidak boleh terlarut dalam emosi.

Izar menggeleng. "Gak perlu, gak guna. Udah kejadian."

Elio mengehela nafasnya, ia memaklumi sifat Izar yang keras kepala. Lelaki itu kurang bisa menahan emosi. Sangat mudah untuk memancingnya. "Seenggaknya penjelasan itu penting, daripada lo sewot-sewot kagak jelas."

"Kagak jelas apaan maksud lo?" tanya Izar nyolot.

"Ya emang lo kenapa sewotnya?"

"Lo kagak denger tadi? Si Acrux bilang dia milih Kale karna-"

"Dihasut Si Gemma? Iya?!! Kapan si Acrux bilangnya? Lo cenayang? Apa budek? Orang dia belum selesai ngomong malah lo potong!" Elio membungkam mulut Izar dengan deretan pertanyaannya.

LITTLE GIRL [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang