28 - Who?

1.6K 125 5
                                    

Sekarang angin badai telah datang, tidak bisakah kalian melihat? Dia datang dengan kemarahan.


🤍
🤍
🤍
🤍

"Tuan, anda dari mana saja? Nona Kecil mencari anda daritadi, kami sudah menelpon anda sebanyak kurang lebih lima puluh kali dalam satu jam."

Acrux tak menyahuti ucapan Draco, ia terus berjalan dengan si Pengawal yang setia mengekorinya. Draco terus mengoceh sedangkan Acrux hanya diam.

Draco menyernyitkan dahinya saat ia melihat Acrux yang berhenti di depan pintu kamar Rhea, Nona Kecilnya.

"Mohon maaf Tuan, apakah anda lupa letak kamar anda dimana?"

"Lo kira gue pikun?" cetus Acrux. Sudah tentu ia hapal dimana kamarnya, Pengawalnya itu mengapa jadi bodoh?

Sebenarnya, tanpa mereka sadari, baik Acrux maupun Draco. Sekarang ini mereka sama-sama sudah tidak sedingin sebelumnya. Entah mengapa, mungkin karena lingkungan yang lebih baik?

Hadirnya Rhea yang banyak tanya dan lugu, mungkin membuat mereka lebih bisa berekspresi.

Draco membungkuk seketika. "Maaf, Tuan. Saya hanya bertanya."

"Pergi." titah Acrux. Dan langsung di laksanakan oleh Draco.

Tangan besar Acrux terangkat untuk mengetuk pintu kamar Rhea. Jam di arlojinya menunjukkan bahwa sekarang pukul 10.27 WIB. Sepertinya gadis itu sudah tidur, tetapi, dia tidak sabar untuk menceritakan hal yang ingin dia ceritakan sejak tadi pada Rhea.

"LEA?" panggilan keras dari Acrux tidak membuahkan hasil, karena yang di panggil tidak kunjung menyahut. Namun, Acrux terus mencoba, semakin banyak ia memanggil, semakin keras pula volume-nya.

Ceklek!

Pintu terbuka, dan terlihatlah seorang gadis berpiyama pink juga motif bintang-bintang dengan gambar kelinci di bagian perut. Jangan lupakan boneka minions di tangan kanannya.

Rhea mengucek-ngucek matanya dengan tangan kirinya. Ia menguap cukup lebar. "Huaaah ... kenapa?" tanyanya bergumam dengan mata yang sayu.

"Gue mau cerita."

Mendengar jawaban dari Acrux seketika membuat Rhea kembali menguap. Lalu gadis itu pun duduk lesehan di lantai dengan bersender pada tembok di luar kamarnya.

Acrux ikut duduk di lantai, dia duduk bersila menghadap Rhea. "Gue tadi ketemu ibu!" adunya dengan nada yang riang. Matanya menyipit karena ia tersenyum lebar.

Rhea lagi-lagi menguap. "Bukannya udah meninggal, ya?" Ia menggaruk-garuk kepalanya yang memang terasa gatal. Matanya terpejam rapat.

"Ha? Kapan gue bilang Ibu gue udah meninggal?"

Sedetik kemudian Rhea langsung duduk tegak dengan mata melotot. "Eh! Tadi Rius ngomong apa? Maaf, Lea masih ngantuk tadi jadi gak fokus."

"Gue ketemu Ibu."

"Ibu Rius??" tanya Rhea antusias.

Acrux mengangguk dengan tersenyum kecil. Ia benar-benar bahagia, tidak sia-sia ia berkumpul lama dengan teman-temannya. Ternyata benar, di balik semua kejadian, pasti ada hikmah yang bisa kita ambil. Tuhan memang adil.

LITTLE GIRL [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang