35 - Blood

1.4K 113 3
                                    

Di tepi senja tanpamu, aku serupa daun kering yang dilepaskan ranting, terbawa angin tanpa arah dan tanpa ingin.


🤍
🤍
🤍
🤍

"Jangan fitnah sembarang!! Kalian gak tau apa-apa!" sungut Rhea sedikit emosi. Tangannya terkepal kuat dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Dewi menjambak rambut Rhea dengan kuat sehingga Rhea menengadahkan kepalanya. "Berani-beraninya lo teriak ke gue!!" tekannya geram.

Rhea meringis, "Aws, lepas kak!" ia memegang kepalanya yang berdenyut nyeri, rambutnya seakan ingin lepas dari kulitnya. Rhea mencoba untuk menahan tangisannya sebisa mungkin, dia tidak ingin terlihat lemah di depan orang yang tidak layak melihatnya.

"BERANI LO SAMA GUE?!" teriak Dewi sembari mendorong kepala Rhea begitu keras, jambakannya terlepas, namun darah mulai mengalir di pelipis Rhea yang terbentur meja.

Dengan cepat Dewi menghampiri Rhea yang tersungkur di lantai gudang yang kotor. Dia menatap kedua temannya yang hanya diam menyaksikan aksi kejamnya.

"Pintunya halangin, gue belum puas sama bocah ini." titah dari Dewi langsung di lakukan oleh Dania, temannya itu mendorong meja ke depan pintu. Mereka tidak punya kunci gudang, tentu saja cara lain agar pintu tidak bisa di buka adalah dengan di halang oleh benda yang berat.

Rhea memegang kepalanya yang terasa pusing, ingin rasanya dia menangis, tetapi tekadnya untuk menjadi berani sangatlah kuat. Rhea bangkit dari posisinya yang telungkup. Dia menatap Dewi dengan sorot mata yang tajam, nafasnya memburu hebat.

"Lea gak takut sama kakak. Disini kakak yang salah." ucap Rhea tegas penuh penekanan.

"Lo siapanya Acrux? Pacar? Adik? Sepupu? Jalang?" ejek Dewi dengan bersidekap dada.

Rhea berusaha berdiri dengan susah payah, saat ia sudah berdiri sempurna, tiba-tiba dunia seakan berputar. Rhea mengerjapkan matanya agar kembali fokus, ia menatap seorang gadis berpakaian ketat di depannya dengan pandangan yang sedikit buram.

"Kakak gak perlu tau siapa Lea, yang perlu kakak tau cuma kesalahan kakak."

Dewi terkekeh sinis, "Gede juga nyali lo." Dia mencengkram rahang Rhea dengan tangan kanannya. "Di bayar berapa? Ckckck! Lo itu cantik, tapi pake barang bekas. Cowok di dunia ini masih banyak, kenapa lo mau sama si Acrux yang udah gak perjaka itu? Atau-"

PLAK!

"Bangsat." desis Dewi. Dia memegang pipi kirinya yang terasa panas akibat tamparan kuat dari Rhea. Matanya menatap Rhea dengan penuh kemarahan. "MAKSUD LO APA HAH?!!"

"Dia bukan cowok berengsek. Kakak bicara tanpa bukti. Itu dosa kak!"

"Tau apa lo soal dosa?! Itu urusan gue bukan urusan lo!!" teriak Dewi tepat di depan wajah Rhea.

Rhea menyipitkan matanya, "Tapi kakak fitnah Acrux, urusan dia, urusan Lea juga. Dia gak seburuk yang kakak denger selama ini." ucapnya pelan.

"Gue gak peduli. Yang jelas, masalah ini gak bakal sampe ke adu fisik kalo lo gak ikut campur tadi. Lo yang salah!"

"Lea peduli sama dia! Kalo kakak pikir Lea takut, kakak salah. Lea gak takut sama kalian!!"

LITTLE GIRL [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang